Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Tuai Awan Hujan Lebih Banyak, BPPT Akan Pakai Hercules


Untuk melakukan penyemaian garam (NaCL) dalam jumlah lebih besar, BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) berencana memakai pesawat Hercules C-130. Dengan pesawat ini diharapkan bisa menuai garam untuk membentuk awan hujan buatan lebih banyak sehingga teknologi modifikasi cuaca (TMC) bisa lebih efektif padamkan wilayah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) .

"BPPT berencana akan memakai pesawat Hercules C-130 untuk menyemai garam NaCl dengan jumlah lebih besar ke wilayah terdampak karhutla," jelas Peneliti Utama UPT Hujan Buatan BPPT Edvin Aldrian dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (2/10).

Selama ini, BPPT menggunakan empat pesawat CN 219 dan Casa 212-200 untuk melakukan operasi rekayasa hujan TMC. Sementara 41 helikopterdikerahkan BNPB dan TNI-AU untuk melakukan water bombing.

Edwin mengatakan pihaknya akan terus melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) pada Oktober 2019 ini.

"Jadi sejak beberapa minggu lalu kita bisa dilihat dampak dari operasi TMC. Sejumlah daerah sudah mulai turun hujan," tuturnya.

Edvin mengatakan beberapa daerah karhutla yang mulai dilanda hujan sejak minggu lalu melalui rekayasa TMC adalah Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.

Lewat akun Twitter, BPPT juga mengumumkan akan melakukan penyemaian awan di wilayah Sumatera Selatan, yaitu di Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, dan Banyuasin.




"Selama bulan Oktober, operasi penyemaian garam dari udara tetap dilakukan oleh gabungan BPPT,BMKG dan TNI-AU," jelas Edvin.

Tim TMC banyak dibantu oleh BMKG dan alat bantu radar seperti NOAA yang memandu tim dalam memadamkan titik-titik api di wilayah yang terbakar. Strategi rekayasa hujan adalah memetakan jalur penerbangan dan terhindar dari kepekatan asap.
Edin mengatakan TMC melakukan penyemaian kapur tohor (CaO) di pagi hari. Upaya itu akan mengurangi kepekatan asap dan memudahkan pertumbuhan awan potensial di sejumlah wilayah karhutla.

"Setelah awan-awan terpantau, baru di siang hingga sore harinya melakukan penyemaian menggunakan garam NaCL untuk menurunkan hujan," kata Edvin.

Dalam akun resmi, BPPT pun memberikan penjelasan bagaimana TMC masuk ke awan untuk melakukan penyemaian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini