Mitra pengemudi online roda dua
dan roda empat menyambut gembira atas terpilihnya pendiri Gojek Nadiem
Makarim sebagai salah satu menteri Jokowi.
Namun dalam waktu bersamaan sempat muncul ancaman demo dan penolakan
oleh Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) kepada Nadiem apabila ia menjadi
menteri.
Mitra Gojek sekaligus anggota tim perwakilan driver online se-Indonesia Irwanto
menampik kabar tersebut berasal dari pengemudi Gojek. Ia mengatakan
ancaman demonstrasi di Istana Negara berasal dari salah satu pihak
dianggap kepentingan oknum yang bukan mitra aktif.
"Yang demo saya rasa bukan
ojol [ojek online] murni. Saya tahu
permasalahannya karena saya merupakan tim 10 yang ikut merumuskan regulasi
bersama tim Pak Budi Karya Sumadi [Menhub]," ucap pria yang akrab disapa
Babeh Bewok, Rabu (23/10).
Segala persoalan dan kekurangan di industri ojol terutama di
Gojek, lanjut Babeh Bewok, selalu ada jalur mediasi. Cara itu dinilai lebih
efektif dan baik. "Saya tahu yang mereka [driver]
minta. Sebenarnya tujuan kita sama tapi ya caranya beda dan harus tetap
baik," tegasnya.
Hal serupa disampaikan perwakilan Aliansi Nasional Driver Online (Aliando)
wilayah Bintaro Raya dan Tangerang Selatan Emak Ifa yang membenarkan mengenai
ajakan demo penolakan eks CEO Gojek tersebut.
"Memang saya perhatikan mulai ada ajakan demo di grup-grup [WhatsApp].
Cuma saya katakan, itu tidak tepat. Seharusnya bangga dong, bos kita jadi
menteri," ujar Ifa.
Cinta Indonesia
Memang, Ifa yang merupakan mitra Gocar itu mengatakan kekurangan dalam
skema kerja sama masih ada dan terus diupayakan diperbaiki. Tapi dengan
dipilihnya Nadiem menjadi menteri merupakan hal berbeda.
"Kalau enggak ada Nadiem kita enggak ada Gojek. Adanya Grab, dari
Malaysia, lho. Tapi kita tetap pilih Gocar karena cinta Indonesia dan yakin
Gocar akan jauh lebih baik ke depannya," ujarnya.
Meski sudah tidak mencampuri lagi urusan manajemen Gojek, kata Emak Ifa, Nadiem
diharapkan tetap memberikan perhatian seperti dulu. Sebab sepengetahuannya,
Nadiem merupakan sosok pimpinan yang mau turun ke bawah. Tidak segan berbincang
dengan mitra pengemudi.
"Kami tahu persis Pak Nadiem. Kalau bicara cocok atau tidak di
kementerian, Pak Nadiem anak muda yang pintar dan dia cocok. Yang penting Pak
Nadiem tetap mendengar suara kami," ujarnya.
Komentar
Posting Komentar