Nilai tukar rupiah tercatat di posisi
Rp14.211 per dolar Amerika Serikat (AS) pada
perdagangan pasar spot Rabu (2/10) pagi. Posisi ini melemah 0,14 persen
dibanding penutupan Selasa (1/10) yang di Rp14.216 per dolar AS.
Pagi hari ini, mayoritas mata uang utama Asia menguat terhadap dolar AS. Dolar
Hong Kong menguat 0,02 persen, baht Thailand menguat 0,05 persen, yen Jepang
menguat 0,06 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,13 persen.
Di kawasan Asia, hanya won Korea Selatan yang melemah terhadap dolar AS yakni
sebesar 0,24 persen. Mata uang negara maju seperti poundsterling Inggris
melemah 0,05 persen terhadap dolar AS, namun euro menguat 0,08 persen dan dolar
Australia menguat 0,09 persen terhadap dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa indeks
dolar AS tadinya menguat setelah inflasi tahunan di Jerman melambat ke level
terendah dalam hampir tiga tahun terakhir. Ini menegaskan bahwa kekuatan
ekonomi terbesar Eropa ini tidak menunjukkan pemulihan ekonomi.
Padahal, Bank Sentral Eropa
telah mengeluarkan putaran baru langkah-langkah pelonggaran moneter pada 12
September lalu. Tetapi ada kekhawatiran bahwa bank sentral mencapai batas-batas
maksimalnya dan beban akan jatuh ke pemerintah zona euro untuk meningkatkan
pengeluaran fiskal.
Alhasil, permintaan euro berkurang dan meningkatkan permintaan dolar AS. Dolar
AS diperkirakan berkibar jika rilis indeks manufaktur pada Selasa (1/10) waktu
setempat menunjukkan perbaikan.
Hanya saja, indeks manufaktur AS ternyata terjun ke level terendah dalam 10
tahun terakhir. Institute for Supply Management mengatakan bahwa indeks
aktivitas manufaktur AS turun ke angka 47,8 pada September. Padahal, angka
indeks di bawah 50 menunjukkan bahwa sektor manufaktur AS tengah kontraksi.
Meski demikian, pelaku pasar juga mengantisipasi tawaran Perdana Menteri
Inggris Boris Johnson kepada Uni Eropa yang rencananya akan diumumkan Rabu
(2/10). Rencananya, Johnson akan mengumumkan bahwa perceraian Inggris dari
Uni Eropa pada 31 Oktober mendatang adalah 'harga mati'.
"Dalam transaksi hari ini, rupiah masih akan melemah yang didukung oleh
sentimen eksternal terutama Brexit dan demo di Hong Kong," katanya Rabu
(2/10).
Ia memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.185 hingga
Rp14.225 per dolar AS.
Komentar
Posting Komentar