Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Mobil Hybrid Bisa Laris Jika Seharga Ertiga dan Avanza


Suzuki Indomobil Sales (SIS) menilai mobil-mobil hybrid bisa laku bila harganya di bawah Rp250 juta. Saat ini mobil hybrid paling murah yang dijual di Indonesia banderolnya Rp500 jutaan dan disebut belum bisa menjangkau kelompok masyarakat yang sanggup beli mobil.

Mobil hybrid yang ditawarkan saat ini di antaranya Toyota C-HR Hybrid dan Corolla Altis Hybrid yang masing-masing dijual paling murah Rp523,3 juta dan Rp566,3 juta, lalu ada model lainnya yang dilego miliaran rupiah seperti Mitsubishi Outlander PHEV, BMW i8, Mercedes-Benz E 300 e AMG Line, dan Lexus ES 300h.
"Kalau kami melihatnya begini, kendaraan hybrid bisa berdampak luas apabila biaya akuisisinya terjangkau oleh masyarakat, artinya di bawah Rp250 juta. Kita lihat saja jumlah pasar mobil yang harganya Rp250 juta paling banyak itu MPV 34 persen, LCGC (Low Cost Green Car) sekitar 32 persen. Itu kan hampir 70 persen pasar mobil ada di situ," kata Direktur Pemasaran SIS Donny Saputra, di Tangerang, Senin (30/9).


Bila mencermati penjualan nasional tahun lalu, dua segmen penopang terbesar adalah low MPV dan LCGC. Hal ini menandakan mobil yang paling banyak dibeli konsumen di dalam negeri berasal dari dua segmen itu.

Atas dasar itu, Donny juga menjelaskan implementasi teknologi hybrid ataupun listrik seharusnya dilakukan pada produk di segmen low MPV dan LCGC.

SIS sudah menentukan pilihan, yaitu mengembangkan hybrid pada Ertiga bensin yang versi konsepnya sudah diperlihatkan pada akhir Agustus di Parade dan Pameran Kendaraan Listrik yang digelar Kementerian Perhubungan di Jakarta
Konsep Ertiga hybrid bermesin bensin ini berbeda dari produk mild hybrid Ertiga Diesel yang pernah dijual mulai Februari 2017. SIS telah menghentikan penjualan Ertiga Diesel sejak generasi kedua Ertiga muncul pada Agustus 2018.

"Harapannya teknologi hybrid itu bukan teknologi yang susah dijangkau, teknologi yang hanya dinikmati pasar premium dengan harga yang lebih dari 600 juta. Tapi lebih bisa dinikmati oleh semua pemakai kendaraan," kata Donny.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini