Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2025

Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Indeks Dolar Bergerak Naik ke Level 99, Terangkat Sentimen The Fed

  BPF Indeks dolar Amerika Serikat (AS) bertengger di kisaran 99,73 pada hari Kamis (31/7), mendekati level tertinggi dalam dua bulan. Ini setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap di kisaran 4,25%–4,5%.  Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan kembali bahwa masih terlalu dini untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga. Menyusul pernyataannya, pasar mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga tahun ini. Kini pasar memperkirakan pelonggaran bunga acuan hanya 35 basis poin (bps) pelonggaran pada bulan Desember.  Seperti dikutip Tradingeconomics, Kamis (31/7), investor juga mempertimbangkan data AS yang lebih kuat dari perkiraan, dengan pertumbuhan PDB dan lapangan kerja swasta yang melampaui perkiraan.  Perhatian investor kini tertuju pada data inflasi PCE dan klaim pengangguran yang akan rilis hari ini (31/7), diikuti oleh laporan ketenagakerjaan bulan Juli pada hari Jumat (1/8).  Sementara dari perkembangan tarif perdagangan, AS men...

Unilever Indonesia (UNVR) Umumkan Buyback Saham Senilai Maksimal Rp 2 Triliun

BPF PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan rencana pembelian kembali ( buyback ) saham yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai maksimal sebesar Rp 2 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi kepada BEI pada Kamis (31/7). Aksi korporasi ini direncanakan berlangsung selama maksimal tiga bulan sejak hari ini. Manajemen UNVR menyampaikan bahwa pelaksanaan buyback tidak akan memberikan dampak negatif terhadap pendapatan maupun kegiatan operasional perseroan. “Buyback merupakan bagian dari strategi pengelolaan modal yang bertanggung jawab. Hal ini mencerminkan keyakinan manajemen terhadap prospek fundamental dan kinerja keuangan jangka panjang perseroan,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi. Buyback saham juga kerap dipandang sebagai sinyal positif bagi pasar, sekaligus menunjukkan keseriusan perusahaan dalam mengelola portofolio ekuitasnya secara aktif. Langkah ini sejalan dengan...

Rupiah Dibuka Melemah ke Rp 16.441 Per Dolar AS di Pagi Ini (31/7), Asia Bervariasi

  BPF  Nilai tukar rupiah di pasar spot melemah di awal perdagangan hari ini. Kamis (31/7), rupiah spot dibuka di level Rp 16.441 per dolar Amerika Serikat (AS). Ini membuat rupiah melemah 0,22% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp 16.405 per dolar AS.  Hingga pukul 09.08 WIB, pergerakan mata uang di Asia cenderung bervariasi. Di mana, peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan setelah anjlok 0,81%. Berikutnya, dolar Taiwan terkoreksi 0,61% dan ringgit Malaysia terlihat melemah 0,26% di pagi ini. Sementara itu, yen Jepang menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,4%. Disusul, dolar Singapura yang naik 0,22%. Selanjutnya ada baht Thailand yang terkerek 0,13%. Lalu ada yuan China dan won Korea Selatan yang sama-sama terangkat 0,07%. Kemudian, dolar Hongkong terlihat menguat tipis 0,003% terhadap the greenback saham

Bukalapak (BUKA) Catat Pendapatan Rp 1,6 Triliun pada Kuartal II-2025

  PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) telah merilis hasil kinerja keuangannya selama kuartal II 2025. Perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan secara kuartalan yang apik selama periode tersebut. Tercatat, pendapatan perusahaan meningkat sebesar 12% secara kuartalan (QoQ), dari Rp 1,5 triliun pada kuartal I 2025 menjadi Rp 1,6 triliun di kuartal II-2025. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan dari segmen gaming dan investasi. Segmen gaming menyumbang pendapatan sebesar Rp 1.360 miliar, tumbuh 24% secara kuartalan. Sementara itu, segmen investasi menghasilkan pendapatan Rp 14 miliar, meningkat 13% secara kuartalan, dengan margin kontribusi di atas 30%.  Sementara itu, segmen retail dan mitra BUKA berhasil mempertahankan margin kontribusi di kisaran 27,6% pada kuartal II 2025. Direktur PT Bukalapak.com Tbk Victor Putra Lesmana mengatakan, pihaknya menyambut baik momentum positif ini berlanjut sejak awal tahun 2025.  “Hal ini mencerminkan bahwa tr...