Pergerakan Rupiah Stagnan Senin Pagi
Nilai tukar rupiah berada
di posisi Rp14.450 per dolar Amerika Serikat
(AS) pada perdagangan pasar spot Senin (20/5) pagi. Dengan demikian, rupiah
tidak bergerak terhadap dolar AS dibandingkan perdagangan Jumat (17/5) lalu.
Pagi ini, sebagian besar mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Sebut saja Won Korea Selatan menguat 0,24 persen, baht Thailand menguat 0,23 persen, peso Filipina sebesar 0,15 persen, dan dolar Singapura sebesar 0,12 persen. Sementara itu, yen Jepang melemah 0,2 persen dan dolar Hong Kong menemani rupiah yang bergerak stagnan terhadap dolar AS hari ini.
Mata uang negara maju juga menguat terhadap dolar AS. Dolar Australia menguat 0,65 persen, poundsterling Inggris menguat 0,14 persen, dan euro menguat 0,07 persen.
Pagi ini, sebagian besar mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Sebut saja Won Korea Selatan menguat 0,24 persen, baht Thailand menguat 0,23 persen, peso Filipina sebesar 0,15 persen, dan dolar Singapura sebesar 0,12 persen. Sementara itu, yen Jepang melemah 0,2 persen dan dolar Hong Kong menemani rupiah yang bergerak stagnan terhadap dolar AS hari ini.
Mata uang negara maju juga menguat terhadap dolar AS. Dolar Australia menguat 0,65 persen, poundsterling Inggris menguat 0,14 persen, dan euro menguat 0,07 persen.
Direktur Utama PT Garuda
Berjangka Ibrahim mengatakan pergerakan rupiah sejatinya masih terpengaruh oleh
sentimen akhir pekan lalu. Salah satunya, yakni perang dagang antara AS dan
China.
Kini perang dagang sudah
memasuki babak baru. China berniat untuk melepas kepemilikan obligasi negara AS
untuk menghancurkan ekonomi AS. Ini dianggap sebagai balasan China atas sikap
AS yang menaikkan tarif bea masuk impor secara sepihak.
Saat ini, China memiliki obligasi negara AS sebesar US$1,12 triliun dan sudah melepas US$20,5 miliar. Artinya, aliran modal keluar (outflow) dari AS nantinya bisa berdampak baik bagi mata uang negara lain.
Namun, justru ini mengindikasikan bahwa perang dagang belum usai. "Pola ini berlanjut ketika kedua belah pihak masih belum mampu menyepakati perjanjian dagang," jelas Ibrahim, Senin (20/4).
Saat ini, China memiliki obligasi negara AS sebesar US$1,12 triliun dan sudah melepas US$20,5 miliar. Artinya, aliran modal keluar (outflow) dari AS nantinya bisa berdampak baik bagi mata uang negara lain.
Namun, justru ini mengindikasikan bahwa perang dagang belum usai. "Pola ini berlanjut ketika kedua belah pihak masih belum mampu menyepakati perjanjian dagang," jelas Ibrahim, Senin (20/4).
Sentimen global lain adalah pertumbuhan ekonomi Jepang yang
mencatat 2,1 persen pada kuartal I tahun ini. Meski lebih baik dari kuartal
sebelumnya yakni 1,6 persen, namun pertumbuhan ekspor tercatat minus 2,4 persen
dan konsumsi turun 0,1 persen.
"Untuk hari Senin, rupiah akan diperdagangkan di level Rp14.390 hingga Rp14.470 per dolar AS," kata dia.
"Untuk hari Senin, rupiah akan diperdagangkan di level Rp14.390 hingga Rp14.470 per dolar AS," kata dia.
Komentar
Posting Komentar