Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Pemerintah Bidik 11 Proyek Migas Beroperasi Tahun Ini


Pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membidik 11 proyek utama yang akan beroperasi (onstream) pada 2019. Dengan beroperasinya 11 proyek utama tersebut, pemerintah yakin target produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi (migas) sebesar 2 juta barrel oil ekuivalen per day (boepd) akan tercapai.

"Sebelas proyek ini berpotensi menambah produksi minyak sebesar 13.587 barel per hari (bph) dan gas 1.172 Million Standard Cubic Feet per Day (MMscfd)," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (10/5).

Agung merinci proyek yang onstream tahun ini adalah Proyek Terang Sirasun Batur Phase 2 oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Kangean Energy Indonesia dengan estimasi produksi gas sebesar 120 MMscfd; Seng Segat milik EMP Bentu Ltd. dengan estimasi produksi gas 60 MMScfd; Ario-Damar-Sriwijaya Phase-2 milik PT. Tropik Enegi Pandan dengan estimasi produksi gas 20 MMScfd; dan Suban Compression milik ConocoPhillips (Grissik) Ltd. dengan estimasi produksi gas 100 MMScfd.

Selanjutnya, proyek YY milik PHE ONWJ dengan estimasi produksi gas 25,5 MMscfd dan minyak 4.605 bph; Bukit Tua Phase-3 milik Petronas Carigali Ketapang II Ltd. dengan estimasi produksi minyak 3.182 bph dan gas 31 MMscfd; dan Buntal-5 milik Medco E&P Natuna Ltd. dengan estimasi produksi gas 45 MMscfd.

Kemudian, terdapat pula proyek onstream yang berpotensi menghasilkan migas seperti Bison-Iguana-Gajah Puteri milik Premier Oil Natuna Sea B.V sebanyak 80 MMScfd; Temelat milik PT. Medco E&P Indonesia sebesar 10 MMScfd; Panen milik PetroChina International Jabung Ltd. sebesar 2.000 bph dan Kedung Keris milik ExxonMobil Cepu Ltd. sebesar 3.800 bph.
Hingga April 2018, investasi hulu migas telah mencapai US$3,17 miliar. Kendati demikian, masih ada tambahan investasi dari komitmen kerja pasti (KKP) di wilayah kerja Jambi Merang pada tahun ini sejumlah US$38,1 juta. Secara kumulatif, tambahan investasi dari KKP dan komitmen pasti (KP) hingga tahun 2026 adalah sebesar US$2,16 miliar untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi dengan onstream-nya 11 proyek utama tersebut.

Sebagai informasi, realisasi lifting migas hingga April 2019 mencapai 1,8 juta boepd dengan rincian lifting minyak 750 ribu bph dan lifting gas 5.909 MMscfd. Realisasi tersebut baru mencapai 89 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 2 juta boepd.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini