Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Ilmuwan China Temukan Spesies Dinosaurus Bersayap Kelelawar


Ilmuwan paleontologi dari Institut Paleontologi dan Paleoantropologi Vertebrata (IVPP) China Min Wang berhasil menemukan spesies baru dinosaurus mirip kelelawar, lengkap dengan tanda-tanda selaput besar di sayapnya. Spesies baru dinosaurus itu diberi nama Ambopteryx.

Ambopteryx masuk ke dalam jajaran spesies aneh dinosaurus nonavian, bersanding dengan spesies Yi Qi dinosaurus pertama yang juga ditemukan dengan sayap mirip kelelawar. Yi Qi sendiri diumumkan secara resmi 2015 silam, seperti dilansir National Geographic.

Wang menjelaskan spesies baru yang ia temukan memiliki elemen styliform seperti batang yang menonjol di pergelangan tangannya. Elemen itu disebut-sebut berfungsi untuk membantu menopang membran sayap yang besar. Selain memiliki elemen styliform, kedua sayapnya memiliki 'film' berwarna kecoklatan.
Pada awalnya, seorang petani lokal menemukan fosil Ambopteryx 2017 silam di sebuah desa dekat Lingyuan, provinsi Liaoning, China. Ketika para peneliti IVPP menemukan fosil itu, mereka mengira Ambopteryx merupakan fosil burung.


Namun, ketika Wang dan tim berhati-hati membuang batu yang menutupi fosil, dia baru menyadari bahwa binatang yang ditemukan bukan burung melainkan seekor dinosaurus yang diperkirakan berusia 160 juta tahun.

Para peneliti juga mengungkapkan bagaimana dinosaurus Ambopteryx bertahan hidup, Wang beranggapan bahwa kemungkinan besar Ambopteryx termasuk ke dalam kelompok omnivora. Hal itu didasarkan pada bentuk tubuhnya yang mengandung batu-batu ampela, persis seperti pada burung pemakan tumbuhan saat ini.

Selain itu, Wang dan tim meninjau lebih jauh seberapa baik Ambopteryx terbang pada saat itu. Pada bagian kaki menunjukkan bahwa Ambopteryx berevolusi untuk bertengger di pohon. Wang berpikir, dinosaurus itu berperilaku seperti tupai dan sugar glider.
"Mungkin Ambopteryx memanjat di pepohonan seperti tupai dan kemudian terbang dari cabang ke cabang," kata Jingmai O'Connor, peneliti lain dari IVPP.

Spesies dinosaurus Ambopteryx disebut-sebut menjadi penemuan yang cukup kuat untuk mengembangkan penelitian bagaimana ia dapat terbang, seperti dilansir CNET. Penemuan fosil ini masih banyak dipertanyakan para peneliti karena mereka yakin akan banyak fosil dinosaurus yang memiliki sayap seperti burung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini