Korban Tewas Insiden Pesawat Aeroflot di Rusia Capai 41 Orang
Korban meninggal dalam kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet
100 milik maskapai Rusia,
Aeroflot, di Bandara Sheremetyevo Moskow mencapai 41 orang. Sedangkan korban
luka mencapai 11 orang.
Seperti dilansir Reuters, Senin (6/5), pesawat yang sedang mengangkut 78 orang itu dilaporkan mendarat dengan tidak mulus (hard landing) di bandara dan mesinnya terbakar. Burung besi itu sedang dalam perjalanan menuju kota Murmansk.
Seperti dilansir Reuters, Senin (6/5), pesawat yang sedang mengangkut 78 orang itu dilaporkan mendarat dengan tidak mulus (hard landing) di bandara dan mesinnya terbakar. Burung besi itu sedang dalam perjalanan menuju kota Murmansk.
Pesawat dengan nomor penerbangan Su-1492 itu sempat
mengudara selama sekitar 30 menit, dan meminta kembali karena mengalami
gangguan teknis pada pukul 18.02 waktu setempat.
Mereka sempat berputar dua kali sebelum mendarat. Ketika sampai di landasan, saksi menyatakan terdapat serpihan yang masuk ke mesin dan memicu kebakaran.
Saat itu tangki bahan bakar pesawat masih dalam kondisi penuh. Sampai saat ini penyebab kecelakaan itu masih diselidiki.
Mereka sempat berputar dua kali sebelum mendarat. Ketika sampai di landasan, saksi menyatakan terdapat serpihan yang masuk ke mesin dan memicu kebakaran.
Saat itu tangki bahan bakar pesawat masih dalam kondisi penuh. Sampai saat ini penyebab kecelakaan itu masih diselidiki.
Pilihan redaksi |
www.ptbestprofit.com |
www.ptbestprofitfutures.com |
www.pt-bestprofit.com |
Proses evakuasi sempat mengalami kendala karena dilaporkan
sejumlah penumpang memilih menyelamatkan barang bawaan masing-masing.
Sukhoi Superjet 100 adalah pesawat penumpang buatan Rusia
yang menjadi simbol kebangkitan industri dirgantara sipil setelah Uni Soviet
bubar. Burung besi ini mulai digunakan sejak delapan tahun lalu.
Supaya pesawat itu laku, Rusia memberi imbalan subsidi bagi maskapai dalam negeri yang mau menggunakannya. Aeroflot, yang sempat tertatih-tatih setelah Uni Soviet berakhir, menjadi pengguna terbesar pesawat itu. Mereka juga mengoperasikan armada Boeing dan Airbus.
Beberapa maskapai Meksiko juga menggunakan Sukhoi Superjet 100 untuk penerbangan dalam negeri.
Akan tetapi, pesawat jenis ini diragukan tingkat keamanannya karena pada Desember 2016 lalu sempat dilarang terbang. Keputusan itu diambil setelah ditemukan ada cacat pada bagian ekor.
Supaya pesawat itu laku, Rusia memberi imbalan subsidi bagi maskapai dalam negeri yang mau menggunakannya. Aeroflot, yang sempat tertatih-tatih setelah Uni Soviet berakhir, menjadi pengguna terbesar pesawat itu. Mereka juga mengoperasikan armada Boeing dan Airbus.
Beberapa maskapai Meksiko juga menggunakan Sukhoi Superjet 100 untuk penerbangan dalam negeri.
Akan tetapi, pesawat jenis ini diragukan tingkat keamanannya karena pada Desember 2016 lalu sempat dilarang terbang. Keputusan itu diambil setelah ditemukan ada cacat pada bagian ekor.
Tujuh tahun lalu, pesawat itu jatuh di Gunung Salak, Jawa
Barat, ketika sedang unjuk kebolehan. Insiden itu menewaskan 45 orang penumpang
dan awak.
Dengan kejadian ini, beberapa pihak mendesak supaya Rusia melarang terbang dan tidak membuat pesawat itu lagi. Meski begitu, sejumlah pejabat bidang penerbangan sipil di Rusia menyatakan belum berniat kembali melarang terbang Sukhoi Superjet.
Dengan kejadian ini, beberapa pihak mendesak supaya Rusia melarang terbang dan tidak membuat pesawat itu lagi. Meski begitu, sejumlah pejabat bidang penerbangan sipil di Rusia menyatakan belum berniat kembali melarang terbang Sukhoi Superjet.
Komentar
Posting Komentar