Siang itu, kawasan SCBD,
Jakarta Selatan, terlihat cukup ramai. Apalagi saat itu sudah pukul 12.00 WIB,
saatnya makan siang.
Saya pun sibuk mencari tempat makan yang murah meriah. Maklum, di salah satu
kawasan perkantoran elit Jakarta itu, cukup sulit untuk mencari tempat makan
siang yang murah meriah.
Namun, sebuah pemandangan menarik terlihat di dekat parkiran motor. Mereka
berteriak memesan makanan lewat tembok besar.
"Soto sama es teh satu mbak," ujar salah satu orang yang memesan
melalui lubang tembok tersebut.
Bukan hanya satu, tapi beberapa orang bergerombol di depan tembok untuk
mengantre memesan makanan.
Ternyata mereka tak bicara
dengan tembok. Di sela tembok ada sebuah lubang kecil, tempat transaksi makanan
terjadi.
Bukan cuma memesan makanan, tapi lubang ini adalah tempat terjadinya pertukaran
makanan dan juga transaksi pembayaran antara penjual dan pembeli.
Damiah, sang pemilik warung mengatakan kalau sudah dua tahun dia berjualan
makanan lewat lubang tersebut.
Lubang ini dibuatnya dengan tujuan memudahkan pelanggan untuk membeli makanan
di warungnya.
"Dengan adanya lubang itu jadi lebih simple, ga perlu jalan jauh.
Makanannya juga murah dibandingkan saya harus beli makanan di dalam
gedung" ujar salah satu pembeli kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu
lalu.
Menu makanan yang disediakan cukup murah. Seporsi makanan pun saya pesan lewat
lubang tersebut. Sepiring nasi, ayam suwir, orek tempe, tahu dan es teh
dihargai Rp 18 ribu.
Bukan hanya Damiah yang memanfaatkan lubang untuk berjualan makanan.
Lubang tembok tersebut ada dua. Pertama berbentuk persegi panjang di pojok
parkiran motor, di sana khusus penjual kopi. Lubang kedua -milik Damiah- dan
yang kedua di tengah parkiran motor ada lubang kotak yang berbentuk sekitar
30x30 cm menyediakan makanan seperti soto, tongseng, aneka minuman dan menu
warteg.
Warung lubang lainnya
Selain warung lubang milik Damiah yang viral beberapa waktu lalu. Warung lubang
juga terlihat di kawasan lainnya, tepatnya di kawasan Kemang.
Tepat di parkiran belakang terdapat lubang kecil di tembok sekitar 30x30 cm dan
lubang besar kurang lebih satu meter.
Alasan adanya lobang tersebut juga sama. Karena menu makanan yang ditawarkan
jauh lebih murah dibandingkan dengan membeli makanan di mal tersebut.
Menu yang ditawarkan hampir sama, seperti nasi rames, mie ayam, gorengan, dan
minuman. Pelanggannya sendiri adalah karyawan yang bekerja di Lippo Mall dan
orang-orang yang lewat di sekitar sana.
Tindakan melubangi tembok yang dilakukan penjual tentunya
illegal karena tidak mendapatkan izin dari pihak Lippo Mall Kemang
ataupun dari pihak Grand Lucky.
Di Grand Lucky sendiri biasanya para pembeli memakan makanannya di sekitaran
lobang tersebut. Namun dikarnakan ada teguran dari pihak Grand Lucky para
penjual akhirnya hanya melayani pembeli yang memesan melalui lubang dengan
membungkus makanan.
Sementara pembeli yang ingin memakan langsung di tempat, akhirnya disediakan
akses jalan pintas dan diarahkan ke pintu yang khusus di buat oleh pihak
Grand Lucky.
Sedangkan di kawasan Lippo Mall masih belum ada solusi dan transaksi seperti
itu masih terus dilakukan.
"Saya maunya ini tidak akan jadi masalah dan lubang tersebut tidak
ditutup. Jika iya harapan saya supaya pihak Lippo Mall dan penjual melakukan
diskusi, warung tidak tutup dan karyawan pun bisa makan murah" ujar salah
satu pembeli.
Komentar
Posting Komentar