Perjuangan Tim Manggala Agni Lawan Karhutla di Bumi Riau
BESTPROFIT - Upaya
pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
|
Asap baru benar-benar padam
sekitar pukul 19.00 WIB. Tak lama, belasan anggota Manggala Agni pun memutuskan
pulang ke barak, tempat mereka menginap. Dari titik Pergam butuh waktu
setidaknya dua jam untuk sampai ke Barak.
Tim tiba sekitar pukul 21.00
WIB. Barak ini bukan barak permanen, melainkan rumah kayu yang dipinjamkan
warga. Syafrudin dan teman-temannya sudah menginap selama dua minggu di barak
tersebut.
Tempat ini dipilih karena dekat dengan 'Kepala Api' yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi mereka tidur.
Tempat ini dipilih karena dekat dengan 'Kepala Api' yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi mereka tidur.
Pilihan redaksi |
www.ptbestprofit.com |
www.ptbestprofitfutures.com |
www.pt-bestprofit.com |
"Kalau di awal-awal ini kepala mulanya kebakaran. Dan ini habis terbakar semua sejak Februari kemarin. Sekarang sudah selesai tinggal pendinginan," kata Syafrudin.
Sesak di dada tak terhindarkan saat mencium bau sisa kebakaran saat kami tiba di barak. Namun tidak bagi Syafrudin dan para Manggala Agni lainnya. Bagi mereka, bau itu tak sebanding dengan rasa bangga menyelamatkan lahan dan hutan di Tanah Lancang Kuning.
"Kerja kami buat nyelamatin tanah kami sendiri. Kita sadar itu makanya kita bertahan dari 2002 sampai sekarang," ujar Syafrudin.
KLHK sendiri telah menetapkan statussiagakarhutla di Riau
sejak Februari 2019.DataKLHK mencatat ada 1.300 hektare lahan terbakar di Riau
dan kini sedang dalam proses pendinginan.
Direktur Pengendalian Karhutla KLHK Raffles B Panjaitan menyatakan penanganan di lapangan dilakukan dengan berbagai cara seperti water bombing hingga pemadaman menggunakan air adiktif.
Komentar
Posting Komentar