Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Wall Street Dibuka Merah, Efek Data Inflasi AS Bikin Kaget?

 

Bursa Wall Street kompak dibuka di zona merah setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Maret 2024 hasilnya lebih panas dari prediksi pasar.

Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 221,39 poin, atau 0,57%, pada pembukaan menjadi 38.662,28. Kemudian S&P 500 (SPX) dibuka koreksi sebesar 42,03 poin, atau 0,81%, menjadi 5.167,88. Sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) merosot 202,63 poin, atau 1,24%, menuju posisi 16.104,01.

Terkoreksinya tiga bursa saham acuan AS ditengarai karena data inflasi yang lebih panas dari perkiraan menyentuh 3,5% secara tahunan (yoy) pada Maret 2024. Pada bulan sebelumnya, inflasi AS berada di 3,4% yoy.

Begitu pula dengan inflasi inti yang lebih panas dari konsensus yang memperkirakan angka 3,7% yoy. Namun kenyataannya mencapai 3,8% yoy pada Maret 2024, sama seperti bulan sebelumnya.

Inglasi yang lebih panas dapat memengaruhi kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang kemungkinan besar tidak akan buru-buru menurunkan suku bunga acuan.

Dampak secara langsung juga sudah terlihat pada indeks dolar AS (DXY) dalam hari ini, Rabu (10/4/2024) sudah menguat 0,71% menembus 104,82. Kuatnya dolar AS juga patut diwaspadai lantaran bisa menekan mata uang negara lain, termasuk Indonesia kendati hari ini masih libur.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini