PT.Bestprofit - Jelang akhir tahun, tak sedikit perusahaan yang
membagi-bagikan bonus ke karyawan. Apakah Anda termasuk? Jika ya, jangan
buru-buru menghabiskan bonus demi liburan atau belanja akhir tahun.
Sebab, bonus akhir tahun bisa ditabur untuk menuai cuan di masa
depan. Bagaimana caranya? Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE)
Andi Nugroho menuturkan bonus akhir tahun bisa dijadikan modal untuk
berinvestasi.
Namun, sebelumnya Anda harus memastikan bahwa seluruh tagihan sudah
terbayarkan. Jangan sampai modal awal untuk berinvestasi malah menjadi beban
bagi keuangan Anda sendiri.
Jika urusan tagihan sudah selesai, tiba saatnya Anda memilih jenis investasi
yang sesuai selera. Nah, untuk memilih jenis investasi pun, Andi mengingatkan
harus cocok dengan tujuan finansial dan profil risiko masing-masing.
"Kalau investasi, semua bergantung dari dua faktor.
Yakni, plan and goals (rencana dan tujuan). Jangan lupa, perhatikan karakter
diri kita, apakah kita orang yang cenderung agresif atau konservatif. Ini semua
sangat bergantung dengan pilihan investasi kita ke depan," jelasnya kepada
CNNIndonesia.com, akhir pekan ini.
Apabila masih ada keragu-raguan dalam berinvestasi, Anda bisa memulai
memanfaatkan bonus akhir tahun dalam bentuk reksa dana. Reksa dana pun memiliki
beberapa jenis, bergantung pada underlying asset-nya.
Misal, reksa dana saham, berarti portofolio saham akan mendominasi investasi
Anda. Artinya, kemungkinan investasi Anda akan terpapar risiko dari pasar
modal.
Namun, jika Anda masih ragu juga dengan reksa dana, masih ada pilihan kendaraan
lain untuk menggerakkan investasi Anda. Sebut saja, logam mulia.
"Kalau logam mulia ini harus diperhatikan pergerakan
harganya setiap hari. Jangan sampai pas hari-H butuh uang, malah justru harga
emasnya anjlok," papar Andi.
Selain itu, Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari Assad
mengusulkan investasi juga bisa dilakukan dengan cara menjadikan bonus sebagai
uang muka untuk memulai uang muka cicilan properti.
Bentuk lainnya, bisa saja membuka usaha kecil-kecilan. Namun, sebelum memulai
bisnis, sebaiknya Anda pahami dulu konsekuensinya, tantangannya, dan karakter
bisnisnya.
Sisihkan Dana
Setelah memutuskan instrumen investasi yang sesuai selera, kini saatnya
menentukan nilai dana. Ingat, untuk berinvestasi, Anda harus menyisihkan dana.
Umumnya, dana yang disisihkan berkisar 30 persen dari bonus.
Tejasari mengatakan dana yang akan diinvestasikan juga harus didasarkan atas
besaran bonus yang diterima. Dengan catatan, Anda telah memisahkan setumpuk
tagihan, seperti mengurus pajak atau asuransi mobil.
"Paling sedikit, upayakan 10 persen dari penghasilan untuk tabungan atau
investasi," jelasnya.
Perencana Keuangan dari Finansia Consulting Eko Endarto mengungkapkan
sebetulnya sah-sah saja jika Anda ingin menggunakan bonus untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi. Toh, bonus bukan pendapatan rutin.
Namun, apabila Anda ingin menggunakan bonus akhir tahun untuk kebutuhan
konsumsi, sebaiknya persentasenya tidak lebih dari 70 persen. "Bonus
disisihkan 30 persen untuk investasi," terang dia.
Untuk
meneguhkan hati berinvestasi, Tejasari mengingatkan Anda agar tidak
menunda-nunda membagi bonus ke pos-pos yang harus diisi. Misal, konsumsi dan
investasi. "Karena kalau ditunda, godaan tentu semakin banyak,"
tandasnya.
Komentar
Posting Komentar