Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Harga Bitcoin Naik ke Level Tertinggi 7 Pekan, Prospek ke US$125.000 Terbuka

 

Harga Bitcoin (BTC) kembali menguat dan berpotensi menuju level US$125.000, seiring dengan penguatan harga emas serta berkurangnya risiko inflasi yang memperkuat keyakinan investor terhadap pemangkasan suku bunga The Fed.

Pada perdagangan Kamis (2/10/2025), harga Bitcoin sempat mendekati US$121.000, tertinggi dalam tujuh pekan terakhir.

Pergerakan ini dinilai lebih solid dibandingkan reli pada pertengahan Agustus lalu, ketika BTC sempat menyentuh US$124.000 namun gagal bertahan.

Sentimen positif datang dari data inflasi Amerika Serikat (AS). Indeks harga pengeluaran konsumsi personal (PCE) pada Agustus tercatat naik 2,9% secara tahunan, sesuai ekspektasi analis.

Dengan inflasi yang terkendali, pasar semakin yakin The Fed akan melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter.

Menurut CME FedWatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan AS ke level 3,50% atau lebih rendah pada Januari 2026 kini mencapai 40%, naik signifikan dibanding 18% pada pertengahan Agustus.

Selain itu, reli emas sebesar 16% dalam enam pekan terakhir turut memperkuat daya tarik aset alternatif.

Data Dewan Emas Dunia (World Gold Council) menunjukkan bank sentral masih aktif melakukan akumulasi emas, mendorong optimisme investor terhadap aset lindung nilai termasuk Bitcoin.

Dari sisi teknikal, pasar derivatif juga menunjukkan sinyal bullish. Data CoinGlass mencatat lebih dari US$313 juta posisi short Bitcoin dilikuidasi antara Rabu dan Kamis, menandakan reli saat ini mengejutkan pasar dan mengurangi potensi aksi ambil untung besar-besaran.

Di sisi lain, berkurangnya kekhawatiran di sektor teknologi juga menopang sentimen.

Penjualan saham OpenAI yang berhasil meraih valuasi US$500 miliar, serta redanya isu pembatasan ekspor chip AI ke China, membuat investor lebih percaya diri pada prospek aset berisiko.

Dengan kombinasi faktor makroekonomi, reli emas, serta sentimen derivatif yang positif, analis melihat jalan Bitcoin menuju US$125.000 semakin terbuka.

Sebagai informasi, mengacu data Coinmarketcap pukul 07.47 WIB, harga bitcoin terpantau di US$120.286 atau 1,37% dalam 24 jam terakhir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini