Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Iran Ancam Buat Senjata Nuklir Jika Terus Ditekan Sanksi

 

Pemerintah Iran mengancam akan membuat senjata nuklir jika terus ditekan dengan berbagai sanksi internasional.

 

Pernyataan itu disampaikan oleh Menteri Intelijen Iran, Mahmoud Alavi. Sikapnya bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah Iran selama ini.

Sebab Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, menerbitkan fatwa pada 1990-an yang mengharamkan senjata nuklir. Selama ini Iran mengatakan program energi nuklir mereka digunakan untuk kepentingan damai, yakni untuk pembangkit listrik.

 

"Program nuklir kami bertujuan damai dan fatwa dari pemimpin tertinggi sudah melarang senjata nuklir, tetapi jika mereka terus menekan Iran ke arah sana, maka itu bukan salah Iran, tetapi salah mereka," kata Alavi dalam sebuah wawancara, seperti dikutip Associated Press, Kamis (11/2).

Akan tetapi, Alavi mengatakan sampai saat ini Iran belum berencana membuat atau mengembangkan senjata nuklir.

Khamenei pada akhir pekan lalu mendesak supaya Amerika Serikat segera mencabut seluruh sanksi ekonomi terhadap Iran, sebelum melanjutkan perundingan nuklir.

Akan tetapi, Presiden AS, Joe Biden, menolak usulan itu.

AS menarik diri dari perjanjian nuklir (JCPOA) pada era pemerintahan Presiden Donald Trump. Dia mengatakan alasan yang mendasari keputusan itu adalah Iran masih mengembangkan persenjataan rudal dan terlibat dalam sejumlah konflik di Timur Tengah, yakni Suriah dan Yaman.

Pemerintahan Trump lantas menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap para pejabat, pengusaha hingga perusahaan Iran.

Murka dengan keputusan Trump, Iran lantas meningkatkan pengayaan uranium hingga 20 persen. Bahkan mereka kini mulai menjajaki produksi logam uranium.

Israel menuduh program nuklir untuk pembangkit energi hanya kedok Iran untuk menutupi upaya pembuatan senjata nuklir.

Bahkan Israel mengancam akan menyerang Iran jika pemerintahan AS yang saat ini dipimpin Presiden Joe Biden tidak bersikap tegas terkait program nuklir itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini