Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Komite Nobel Serukan Pembebasan Suu Kyi yang Dikudeta Militer

 

Komite Nobel Norwegia menyerukan pembebasan segera pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi yang ditahan selama kudeta militer pada Senin (1/2).

 

"Komite Nobel Norwegia terkejut dengan kudeta militer di Myanmar dan penangkapan peraih Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan para pemimpin politik lainnya," tulis komite tersebut.

Suu Kyi dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1991 sebagai pengakuan atas perjuangannya untuk demokrasi di Myanmar dan menjadi tokoh terkemuka dalam mengembangkan demokrasi.

"Sekarang, 30 tahun setelah dia dianugerahi Penghargaan Perdamaian, militer sekali lagi mengesampingkan demokrasi dan menangkap perwakilan terkemuka dari pemerintah yang dipilih secara sah," tulis Komite Nobel dalam sebuah pernyataan.

"Komite Nobel Norwegia meminta pembebasan segera Aung San Suu Kyi dan politisi lain yang ditangkap, dan agar hasil pemilihan umum tahun lalu dihormati."

Pada tahun 2018, Nobel Perdamaian yang diterima Suu Kyi disebut-sebut akan dicabut. Hal itu terkait sikapnya atas perlakuan terhadap etnis Rohingya.

Tim pencari fakta independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut tentara Myanmar melakukan pemerkosaan dan pembantaian terhadap etnis Rohingya. Di tahun itu, dirinya tengah memimpin Myanmar dan menuai banyak kecaman lantaran tidak bersikap tegas atas tindakan para tentara.

Namun Panitia Nobel Norwegia memastikan penghargaan yang pernah diberikan kepada Suu Kyi tidak akan dicabut.

"Hadiah Nobel Perdamaian untuk Aung San Suu Kyi tidak akan ditarik menyusul adanya laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyatakan tentara Myanmar terbukti membantai suku Rohingya," kata Panitia Nobel Norwegia.

Tak hanya itu, gelar Duta Hati Nurani yang diberikan oleh Amnesty Internasional pada tahun 2009 juga dicabut. Alasanya tak jauh berbeda; pembiaran pembantaian massal oleh militer.

"Hari ini kami cemas bahwa anda (Suu Kyi) tidak lagi mewakili simbol harapan, keberanian dan pembela HAM," kata Kepala Amnesti Internasional Kumi Naidoo, dikutip dariAFP, pada Senin 12 November.

Kudeta militer Myanmar mengakhiri satu dekade transisi dari pemerintahan militer ke demokratis.

dalam penggerebekan pada Senin (1/2) dini hari oleh junta militer.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini