Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Mengenal Satelit Telkom-3 Diperkirakan Jatuh di Mongolia

 

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melaporkan satelit Telkom-3 akan jatuh ke Bumi setelah beberapa tahun berada di luar angkasa. Perkiraan terakhir menyebut satelit itu tersebut akan jatuh di sekitar Mongolia atau China bagian utara.

 

Satelit Telkom-3 adalah satelit milik PT Telkom Indonesia yang dibuat oleh perusahaan penyedia satelit Rusia bernama ISS-Reshetnev. Satelit itu sempat dilaporkan hilang setelah gagal mengorbit.

Satelit Telkom-3 diluncurkan pada tanggal 6 Agustus 2012 dari Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, tetapi gagal mencapai orbit karena masalah teknis.

Melansir Nasa Spaceflight, satelit Telkom-3 dibangun oleh ISS-Reshetnev dengan peralatan komunikasinya buatan Thales Aleniaspace. Satelit Telkom-3 dirancang untuk memenuhi permintaan transponder yang terus meningkat dalam pengembangan layanan bisnis satelit di Indonesia.

Telkom Group dilaporkan telah menginvestasikan dana sebanyak US$200 juta atau Rp2,8 triliun (kurs Rp14.0052) untuk proyek satelit Telkom-3.

Presiden Direktur Telkom kala itu, Rinaldi Firmansyah menyatakan satelit Telkom-3 bukan hanya untuk tujuan komersial dan peningkatan kualitas infrastrukutr di Indonesia. Satelit itu juga dibangun untuk mendukung kerja militer dalam pertahanan dan keamanan.

Satelit Telkom-3 memiliki kapasitas 42 transponder aktif, terdiri dari 24 transponder pada Standar C-band 36MHz, 8 transponder pada 54 MHz C-band, 4 transponder pada 36 MHz, dan 6 transponder pada 54 MHz Ku-Band.

Satelit Telkom-3 adalah satelit pertama buatan Rusia yang dibeli oleh Indonesia. Indonesia sebelumnya sudah memiliki satelit Telkom-2 yang diluncurkan oleh roket Ariane 5 milik Badan Antariksa Eropa pada tahun 2005.

Melansir Space Sky Rocket, satelit Telkom-3 dibangun berdasarkan platform satelit kelas menengah Ekspress-1000N. Satelit itu rencananya bertugas selama 15 tahun.

Kegagalan mengorbit

Satelit Telkom-3 dilaporkan gagal mengorbit setelah roket Proton-M milik pemerintah Rusia yang membawa satelit itu mengalami kendala teknis. Saat itu, Proton-M juga membawa satelit lain, yakni Ekspress-MD2.

Satelit Telkom-3 semula direncanakan mengrobit di orbit geostasioner. Satelit Telkom 3 memiliki bobot 1.845 kg.

Menurut LAPAN, satelit Telkom-3 mengitari Bumi setelah gagal mengorbit dengan orbit eksentrik, yakni dengan ketinggian maksimum (apogee) 5015 km dan ketinggian minimum (perigee) 267 km serta inklinasi 49,916 derajat.

Sejak tanggal 6 Agustus 2012 pukul 23 UT, Satelit Telkom 3 tercatat dalam katalog NORAD dengan nomor identifikasi 38744 serta pada katalog COSPAR dengan nomor identifikasi 2012-044A.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini