Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Kelompok Ransomware BlackCat Klaim Berhasil Retas Bandai Namco

 

Sebuah kelompok ransomware mengklaim telah berhasil meretas raksasa video game Bandai Namco. Namun, belum ada pernyataan resmi dari perusahaan asal Jepang itu terkait kabar ini.

Kelompok ransomware tersebut bernama ALPHV, atau juga dikenal dengan nama BlackCat. Laporan peretasan pertama kali diungkap oleh dua grup pengawas malware.

Dikutip dari PC Gamer, Rabu (13/7/2022), kabar ini awalnya diungkap oleh Vx-underground, yang menyertakan gambar dari blog darkweb ALPHV yang mengklaim serangan tersebut.

"Kelompok ransomware ALPHV (dikenal juga sebagai kelompok ransomware BlackCat) mengklaim sudah menuntut tebusan Bandai Namco," tulis Twitter Vx-underground.

Dalam keterangannya, dituliskan juga bahwa Bandai Namco adalah penerbit video game internasional, dengan beberapa judul di antaranya sepeti Ace Combat, Dark Souls, Dragon Ball, Soul Calibur, dan lain-lain.

\

Sebuah kelompok ransomware mengklaim telah berhasil meretas raksasa video game Bandai Namco. Namun, belum ada pernyataan resmi dari perusahaan asal Jepang itu terkait kabar ini.

Kelompok ransomware tersebut bernama ALPHV, atau juga dikenal dengan nama BlackCat. Laporan peretasan pertama kali diungkap oleh dua grup pengawas malware.

Dikutip dari PC Gamer, Rabu (13/7/2022), kabar ini awalnya diungkap oleh Vx-underground, yang menyertakan gambar dari blog darkweb ALPHV yang mengklaim serangan tersebut.

"Kelompok ransomware ALPHV (dikenal juga sebagai kelompok ransomware BlackCat) mengklaim sudah menuntut tebusan Bandai Namco," tulis Twitter Vx-underground.

Dalam keterangannya, dituliskan juga bahwa Bandai Namco adalah penerbit video game internasional, dengan beberapa judul di antaranya sepeti Ace Combat, Dark Souls, Dragon Ball, Soul Calibur, dan lain-lain.

Belum ada tanggapan dari Bandai Namco soal serangan tersebut, sehingga kabar soal peretasan ini masih harus dikonfirmasi oleh pihak perusahaan.

ALPHV sendiri merupakan target dari FBI. Kepada The Record, mereka juga pernah mengklaim ingin membuat "metaverse ransomware."

Pada 4 Desember 2021, BlackCat juga telah diiklankan di pasar bawah tanah berbahasa Rusia, dan menyebut diri mereka sebagai "generasi berikutnya dari ransomware."

"Tanpa berlebihan, kami percaya bahwa saat ini tidak ada perangkat lunak yang kompetitif di pasar," kata perwakilan ALPHV pada bulan Februari 2022 yang lalu.

Kelompok itu juga baru-baru ini disebut melakukan taktik baru dengan cara mempublikasikan informasi korban peretasan ke situs yang terbuka, sehingga diindeks oleh mesin pencari dan dapat dilihat oleh publik.

Para pelaku kejahatan siber kedapatan melakukan pendekatan yang tidak biasa ketika menjual kunci dekripsi mereka. Berusaha menghindari tangan penegak hukum, pelaku kejahatan menjual kunci dekripsi ransomware mereka di platform game Roblox.

Dengan ini, korban ransomware harus membeli kunci deskripsi di toko game Roblox menggunakan mata uang di dalam game, yakni Robux.

Informasi, Roblox adalah platform game online anak-anak di mana pemainnya dapat membuat game mereka sendiri dan memonetisasinya dengan menjual Game Pass.

Lewat Game Pass, pemain dapat menjual beragam item atau akses khusus dan membelinya menggunakan Roblox. Dalam catatan yang dikirimkan kepada para korban, mereka perlu membeli kartu permainan tertentu, seharga 1700 Robux, atau sekitar USD 20.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini