Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tengah
melobi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati agar
mau membebaskan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap kayu log alias kayu
mentah sebelum diolah menjadi produk kayu. Ini dilakukan untuk mendukung daya
saing dan kinerja ekspor kayu
dan produk kayu nasional.
Hal ini diungkap oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution
usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait peningkatan
ekspor mebel, kayu, dan rotan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada
Selasa (10/9).
Darmin mengatakan lobi dilakukan Airlangga setelah mendengar keluhan dari para
pengusaha bahwa PPN sebesar 10 persen membuat kayu mentah asal Indonesia lebih
mahal ketimbang negara lain.
"Pengusaha keluhkan kayu log kena PPN, sehingga pengolah kayu harus bayar
PPN 10 persen juga. Nah, tadi menteri perindustrian bilang sedang dibahas
dengan menteri keuangan untuk me-nol-kan," ungkap Darmin, Selasa (10/9).
Kendati begitu, Darmin belum bisa memberi sinyal apakah
keinginan Airlangga akan direstui Sri Mulyani. Ia juga tidak tahu ihwal target
waktu implementasi kebijakan tersebut.
Namun, ia memastikan pembahasan ini akan dipercepat pemerintah karena ini
merupakan arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar ekspor kayu
dan produk kayu Indonesia bisa merebut pasar dunia yang belakangan ditinggalkan
oleh China.
Terlebih, ekspor kayu dan produk kayu Indonesia dianggap berpeluang besar
merangsek masuk pasar Amerika Serikat. Tak heran, sebab AS tengah mengenakan
tarif bea masuk impor hingga 25 persen kepada kayu dan produk kayu dari China.
"Karena ini lebih banyak bicarakan industri, ya nanti menteri
perindustrian yang harus sambungkan mengenai ini dan follow up-nya. Pokoknya tadi banyak
yang diminta," ucap mantan direktur jenderal pajak itu.
Sebelumnya, Jokowi mengaku telah mendapat 'bisikan' dari
Bank Dunia mengenai potensi industri kayu dan produk kayu di tengah kemelut
perang dagang AS dan China.
Untuk itu, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut ingin para menteri bisa segera
meracik kebijakan yang mampu mendorong daya saing dan kinerja ekspor sektor
tersebut. Dengan begitu, pelaku usaha bisa fokus meningkatkan produktivitas
dengan produk yang lebih unggul dibanding produk serupa milik negara lain.
"Saya mendapat informasi yang sangat detail dari World Bank bahwa sekarang
ini, mebel, produk kayu, dan rotan, itu adalah kesempatan besar untuk masuk ke
pasar, terutama yang berkaitan dengan perang dagang," ujar Jokowi.
Komentar
Posting Komentar