Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Kemenperin Bidik Investasi Rp130 T dari Tiga Industri di 2019


PT.Bestprofit -Kementerian Perindustrian membidik investasi Rp130 triliun dari industri kimia, farmasi dan tekstil di 2019 ini. Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan optimis target tersebut bisa dicapai.

Menurutnya, sudah ada beberapa investor yang tertarik untuk ekspansi di industri hulu kimia. "Misal dari Korea Selatan, saat ini masih dalam tahap pembicaraan," katanya seperti dikutip dari website Kementerian Perindustrian, Senin (14/1).

Achmad mengatakan pembicaraan tersebut merupakan tindak lanjut dari investasi yang sudah masuk belakangan kemarin. Beberapa waktu lalu, sejumlah investasi di industri kimia telah masuk.

Pilihan redaksi
www.ptbestprofit.com
www.ptbestprofitfutures.com
www.pt-bestprofit.com

Investasi tersebut, salah satunya dalam bentuk pembangunan industri petrokimia untuk memproduksi naphta cracker di Cilegon. Investasi tersebut berasal dari komitmen PT Lotte Chemical Indonesia yang menggelontorkan dana sebesar US$3,5 miliar.

Investasi tersebut diharapkan bisa menghasilkan naphta cracker sebanyak 2 juta ton per tahun.  Selain itu, investasi juga datang dari PT Chandra Asri Petrochemical.

Mereka menyuntik dana hingga US$5,4 miliar, yang di antaranya digunakan untuk memproduksi naphta cracker sebanyak 2,5 juta ton per tahun. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini