Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Lifting Gas Blok Mahakam Cuma 75 Persen dari Target APBN 2018


PT.Bestprofit - Setahun setelah diambilalih PT Pertamina (Persero), lifting gas bumi Blok Minyak dan Gas Bumi (Migas) Mahakam hanya mencapai 832 mmscfd atau berkisar 75 persen dari target APBN 2018 yang dipatok 1.110 mmscfd. Capaian tersebut juga turun 35,3 persen dari realiasi tahun 2017 yang mencapai 1.286 mmscfd.

Sebelumnya, Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mendapat mandat untuk mengelola Blok Mahakam per 1 Januari 2018 pasca ditinggal Total E&P Indonesie.

"Tetapi, realisasi produksi Mahakam oleh Pertamina masih lebih tinggi dari prediksi penurunan produksi yang dibuat Total tahun lalu," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (7/1).

Secara terpisah, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan mengungkapkan Blok Mahakam telah berada pada fase penurunan alami. Akibatnya, produksinya menurun dari tahun ke tahun.

Selain itu, tidak tercapainya target juga tak lepas dari masa transisi alih kelola Blok Mahakam dari Total ke PHM juga baru terealisasi pada 2017 sehingga dampaknya pada produksi belum optimal. Investasi juga belum banyak dilakukan pada 2018.

"Pada 2019 ini pengeboran mulai banyak dan baru mulai berdampak (pada produksi) pada 2020," ujar Dwi.
Melihat pengalaman transisi Blok Mahakam, Dwi berharap transisi alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke Pertamina bisa berjalan lebih baik sehingga tidak berdampak pada produksi. Sebagai catatan, Pertamina akan mengambil alih kelola Blok Rokan pada 2021, saat kontrak CPI pada blok tersebut habis.

Secara keseluruhan, rata-rata lifting migas sepanjang 2018 mencapai 1,917 juta barel setara minyak per hari (barrels oil equivalent per day/boepd) atau setara dengan 96 persen dari target APBN 2018 yang dipatok 2.000 mboepd. Khusus untuk lifting gas bumi, realisasinya tercatat 1,139 juta boepd atau 94,92 persen dari target 1,2 juta boepd. Sementara 778 ribu bpd sisanya merupakan realisasi lifting minyak bumi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini