Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Iran Menolak Desakan AS dan Eropa Hentikan Kembangkan Rudal


PT.Bestprofit - -- Iran menolak desakan Amerika Serikat dan Eropa untuk membatasi pengembangan rudal balistiknya. Namun, mereka menyatakan tidak berniat meningkatkan jangkauan peluru kendali mereka.

"Musuh mengatakan kekuatan rudal Iran harus dihilangkan, tetapi kami telah berulang kali mengatakan kemampuan rudal kami tidak bisa dinegosiasikan," kata Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami seperti dikutip oleh kantor berita Tasnim, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (29/1).

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran juga mengatakan Iran akan terus bekerja untuk meningkatkan ketepatan rudal.


"Iran tidak memiliki larangan ilmiah ataupun larangan operasional terkait peningkatan jangkauan misil militernya, tetapi berdasarkan doktrin pertahanannya, Iran terus berupaya meningkatkan ketepatan rudal, dan tidak memiliki niat untuk meningkatkan jangkauannya," kata Ali Shamkhani, seorang rekan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, seperti dikutip oleh kantor berita IRIB.
Hubungan AS dengan Iran kembali tegang selepas Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir pada Mei 2018 dan kembali menerapkan sanksi. Trump beralasan perjanjian itu tidak membahas perihal program rudal balistik Iran yang dianggap membahayakan kawasan Timur Tengah.

Prancis, yang masih berkomitmen pada kesepakatan nuklir, mengatakan pekan lalu siap untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Iran jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan mengenai program senjata.

Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyertai perjanjian nuklir 2015 meminta Iran menahan diri hingga delapan tahun untuk tidak mengembangkan peluru kendali yang dirancang membawa hulu ledak nuklir.

Iran menolak dan mengatakan permintaan itu tidak sama dengan aturan yang mengikat. Mereka juga membantah rudalnya mampu membawa hulu ledak nuklir.

Di samping itu, AS juga meminta Iran berhenti mengembangkan teknologi satelit dan program antariksa, dengan alasan khawatir dapat dikembangkan untuk membawa hulu ledak nuklir.
Shamkhani mengatakan Iran akan terus mengembangkan teknologi persenjataan, dengan alasan meningkatkan kualitas hidup orang-orang dan meningkatkan kemampuan negara itu.

Upaya Iran untuk mengirim satelit ke orbit gagal pada Januari 2019 karena roketnya tidak mencapai kecepatan yang memadai pada tahap ketiga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini