Kasus Gratifikasi Perusahaan IPO Mencuat, Ini Kata OJK

 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sampai saat ini belum ada pegawai maupun pejabatnya yang terlibat dalam kasus gratifikasi Initial Public Offering (IPO) dalam tubuh PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan Sophia Wattimena menjelaskan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terkait kemungkinan keterlibatan pihak OJK dalam kasus gratifikasi IPO di BEI.

"Berdasarkan prosedur pemeriksaan yang dilakukan, belum ditemukan keterlibatan pihak internal OJK dalam skema penerimaan gratifikasi pegawai BEI," jelasnya dalam konferensi pers secara daring, Selasa (1/10).

Sophia memastikan pihaknya sudah bekerja sama dengan pihak terkait dalam pemeriksaan tersebut. Namun dia mengimbau pihak-pihak yang memiliki informasi bisa mengirim laporan melalui whistleblowing system (WBS).

Sebelumnya, Kabarnya, BEI telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap lima karyawannya. Ini merupakan buntut pelanggan oknum karyawan yang meminta imbalan dan gratifikasi atas jasa penerimaan emiten.

Adapun kelimanya merupakan karyawan pada divisi penilaian perusahaan. Divisi ini bertanggung jawab terhadap penerimaan calon emiten. Diduga kelima karyawan itu meminta sejumlah uang imbalan kepada calon emiten.

Bahkan, para oknum karyawan dikabarkan membentuk suatu perusahaan jasa penasihat yang diduga telah mengantongi dana sekitar Rp 20 miliar. Menurut kabar yang beredar, praktik ini telah berjalan beberapa tahun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ide Trading dari CGS International Sekuritas: BBRI, BBNI, EXCL, VKTR, INCO, PTPP

Proyeksi IHSG & Rekomendasi Saham BNGA, EXCL, BMRI, dan BKSL Untuk Rabu

BRI Life Menerima 4 Penghargaan dari 3 Institusi,Cetak Kinerja Positif Sepanjang 2023