Ada Rapat FOMC, Intip Harga Emas Hingga Akhir 2023
Harga emas di pasar spot sempat bertengger di atas US$ 2.000 per ons troi, meski kembali turun ke US$ 1.986/ons troy pada Rabu (1/11) pukul 22.08 WIB.
Research & Development ICDX Revandra Aritama mengatakan, harga emas mendapat dorongan dari bergejolaknya konflik Timur Tengah. Israel memperluas operasi darat di Gaza dan dilaporkan menargetkan jalan utama Utara-Selatan Gaza serta menyerang Kota Gaza dari dua arah.
"Ancaman eskalasi lebih lanjut konflik dapat meluas ke konflik regional yang lebih luas meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (1/11).
Meski begitu, emas sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena meredupkan daya tariknya dibandingkan produk keuangan lainnya yang menghasilkan bunga.
Pelaku pasar mencermati data yang menjadi ukuran inflasi yang disukai Fed oleh Biro Analisis Ekonomi AS, Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE).
PCE inti yang tidak termasuk komponen makanan dan energi tumbuh pada 3,7% secara tahunan pada bulan September dari pembacaan sebelumnya sebesar 3,8% dan sesuai dengan ekspektasi pasar. Indeks harga PCE keseluruhan naik 3,4%, menyamai kenaikan Agustus.
"Data PCE dirilis sebelum pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (PCE) pada 31 Oktober – 1 November berpotensi menjadi pertimbangan bank sentral AS untuk menentukan keberlanjutan tingkat suku bunga acuan," kata Revandra.
Hingga akhir tahun, secara teknikal harga emas memiliki support di level US$ 1.850/ons troy. Sementara untuk resistance berada di US$ 2.080/ons troy.
"Pergerakan harga emas dipengaruhi oleh prospek tingkat suku bunga The Fed mendatang dan situasi geopolitik yang berkembang. Dari sisi permintaan, pelaku pasar juga turut memperhatikan pertumbuhan ekonomi China sebagai salah satu konsumen utama emas," imbuhnya.
Komentar
Posting Komentar