Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Poundsterling taklukan keperkasaan Dollar AS

Bestprofit - JAKARTA. Poundsterling berhasil menguat tipis atas Dollar AS. Mata uang Uak Sam ini merosot setelah data ekonomi AS tidak memuaskan pelaku pasar. Mengutip Bloomberg, Jumat, pasangan GBP/USD terangkat tipis 0,02% ke level 1,2167 dibanding hari sebelumnya. Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan, penguatan poundsterling tidak signifikan mengingat sebenarnya data ekonomi Inggris masih mengecewakan pasar. 

Salah satunya adalah data manufaktur Inggris Februari 2017 yang turun dari 2,2% menjadi minus 1,9%. Begitu juga dengan produksi konstruksi yang turun dari 1,8% menjadi minus 0,4% dan produksi industri dari 0,9% menjadi minus 0,4%. Hanya saja memang USD melemah lebih dalam sehingga ada kans poundsterling membalikkan arah terbatas," kata Faisyal.

Hal ini terjadi akibat data upah tenaga kerja AS yang stagnan di level 0,2%. Neraca belanja The Fed juga defisitnya membengkak dari sebelumnya surplus US$ 51,3 miliar menjadi defisit US$ 192 miliar. Belum lagi angka tenaga kerja AS Februari 2017 tergelincir dari 238.000 orang menjadi 235.000 orang.

Data-data ini tidak memuaskan seperti harapan dan sesaat memicu pelaku pasar untuk melepas USD sekaligus profit taking karena sudah menguat tajam," tutur Faisyal. Ia memprediksi Senin penguatan GBP/USD berpotensi melanjutkan penguatan terbatas. Ini lantaran di pekan depan baik Inggris maupun AS minim data yang akan rilis. Sehingga imbas dari data akhir pekan lalu masih akan terasa dan membayangi pasar.

Mendekati Kamis dini hari saat hasil FOMC rilis USD punya kecenderungan tertekan dulu. Kecuali nanti ada data inflasi di tengah pekan yang bagus dan itu bisa memicu pembalikan arah," ujar Faisyal. Ini yang lantas mengarahkan Faisyal pada prediksi untuk jangka pendek GBP/USD berpeluang jaga rebound.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini