Langkah rupiah fokus ke data ekonomi AS
PT Bestprofit - JAKARTA. Sinyal kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) semakin
kuat. Dalam pidatonya di Chicago akhir pekan lalu, Gubernur The Federal
Reserve Janet Yellen memperkuat sinyal kenaikan suku bunga. Bos
bank sentral AS ini menyatakan kenaikan suku bunga secara bertahap sudah
bisa dilakukan, terutama bila data-data ekonomi AS menunjukkan kondisi
sesuai harapan otoritas moneter AS. Kini, The Fed tinggal menunggu non-farm payroll diumumkan Jumat pekan ini.
Semakin
kuatnya sinyal kenaikan suku bunga diprediksi bakal menguntungkan
dollar AS. Alhasil, pekan ini dollar AS diprediksi menguat dan rupiah
melemah. Kondisi ini juga bakal membuat harga komoditas turun. "Harga
komoditas yang turun akibat sikap pasar yang wait and see FOMC dua minggu mendatang akan membebani rupiah," ujar David Sumual, Ekonom Bank Central Asia.
Asal
tahu saja, banyak pengamat menilai kenaikan suku bunga AS di Maret
sudah hampir pasti. Analis Goldman Sachs Jan Hatzius dalam risetnya
menyatakan, probabilitas kenaikan suku bunga AS di rapat FOMC Maret kini
mencapai 95%. Sedikit kilas balik, pekan lalu nilai tukar dollar AS sempat melemah
terhadap rupiah. Pasalnya, saat itu pelaku pasar masih menilai rencana
kenaikan suku bunga AS masih diselimuti ketidakpastian.
Tidak heran
bila USD sempat melemah akhir pekan lalu," kata Suluh Adil Wicaksono,
analis Cerdas Berjangka Indonesia. Tapi di akhir pekan, rupiah
melemah. Jyrs spot rupiah Jumat lalu tergelincir 0,19% ke Rp
13.383 per dollar AS. Kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga merosot
0,10% menjadi Rp 13.375 per dollar AS. Meski indikasi kenaikan
suku bunga AS menguat, pengamat menilai kurs rupiah masih akan bergerak
dalam kisaran terbatas.
Secara fundamental ekonomi Indonesia sehat, ini
bisa jadi daya tahan," imbuh Suluh. Nilai tukar dollar AS juga
berpotensi tertekan bila AS merilis angka pemesanan ke pabrik di
Januari. Konsensus pengamat memprediksi, pemesanan ke pabrik di AS
Januari lalu cuma tumbuh 1,1% . Sementara di Desember pertumbuhannya
1,3%. Data ekonomi Jepang yang akan dirilis bisa sedikit berpengaruh pada
mata uang Asia seperti rupiah, tapi sifatnya terbatas," tambah David.
Selain itu, jika harga komoditas rebound, rupiah bisa menguat terbatas. Karena
itu, David memprediksi hari ini rupiah akan melemah tipis dan
bergerak di kisaran Rp 13.360-Rp 13.430 per dollar AS. Sementara Suluh
memprediksi rupiah akan menguat dan bergerak di kisaran Rp 13.300-Rp
13.395 per dollar AS.
Komentar
Posting Komentar