Minyak mentah tertekan cadangan minyak AS
PT Bestprofit - JAKARTA. Harga minyak West Texas Intermediate
(WTI) kembali mengalami koreksi. Pergerakan harga komoditas energi ini
tertekan sentimen negatif dari kenaikan produksi dan cadangan minyak Amerika Serikat. Bahkan diperkirakan trend pelemahan ini masih akan terus berlanjut hingga tengah tahun.
Mengutip Bloomberg, Rabu pukul 17.10 WIB harga minyak
WTI kontrak pengiriman Mei 2017 tercatat koreksi 1,47% ke level US$
47,56 per barel. Namun jika dibandingkan sepekan sebelumnya pelemahannya
sudah mencapai 3,69%. Menurut Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures kondisi ini terjadi karena tekanan peningkatan cadangan minyak mentah AS.
Meski kini beberapa negara penghasil minyak
dan OPEC tengah menjalankan program pemangkasan produksi, tetapi
investor sepertinya masih tetap khawatir akan terjadinya peningkatan
pasokan minyak mentah global. Kalau
AS menargetkan penambahan produksi sampai akhir tahun 2017 menjadi 9
juta barel sementara pemangkasan OPEC cuma sampai pertengahan tahun
artinya pasokan pasti akan bertambah.
American Pertroleum Institute (API) merilis sepanjang pekan lalu cadangan minyak
meningkat 4,5 juta barel ke level 533,6 juta barel. Kemudian US Energy
Information Administration (EIA) juga memperkirakan hal serupa. Walaupun
kepastian hasilnya baru akan disampaikan pada Rabu malam, tetapi
ia sudah memperkirakan dalam pekan yang berakhir 17 Maret terjadi
peningkatan cadangan minyak sekitar 3 juta barel menjadi 531,2 juta barel.
Penambahan stok minyak
negeri Paman Sam itu juga semakin diperparah lantaran sampai saat ini
OPEC masih belum juga memberikan kepastian terkait rencana melanjutkan
pemangkasan produksinya. Kata Deddy wacana tanpa kejelasan itu mendorong kekhawatiran pelaku pasar. Penurunan produksi di Irak pun akhirnya menjadi tidak berpengaruh,” timpalnya.
Padahal kabar penurunan produksi negara penghasil minyak kedua terbesar itu seharusnya bisa menjadi sentimen positif yang mengangkat harga. Produksi minyak mentah Irak
bulan Februari diperkirakan turun 115 ribu barel per hari ke level 4,43
juta barel per hari atau berkurang 2,5% dibanding bulan Januari.
Komentar
Posting Komentar