Volatilitas rupiah masih akan tinggi
PT Bestprofit Futures Pekanbaru - JAKARTA. Efek kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden
Amerika Serikat (AS) membawa tekan cukup besar bagi rupiah akhir pekan
lalu. Di Pasar Spot, Jumat nilai tukar rupiah terkoreksi
1,86% ke level Rp 13.383 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs
tengah Bank Indonesia (BI) rupiah tergerus 1,7% ke level Rp 13.350.
Rully
Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri memaparkan,
pelemahan rupiah memang terkait dengan kemenangan Trump yang berada di
luar ekspektasi. Risk appetite investor memburuk terutama pada aset negara berkembang. Hal tersebut ditandai dengan capital outflow pada pasar saham domestik yang mencapai Rp 2,5 triliun dalam sehari.
Sepertinya masih akan terjadi banyak kekhawatiran dan spekulasi," katanya. Rully
menebak, volatilitas rupiah masih akan tinggi setidaknya hingga sebulan
ke depan. Salah satu penyebabnya adalah proses transisi pemerintahan
AS. "Tergantung bagaimana Trump memberi sinyal kepada pasar dan seberapa
banyak rencana perubahan kebijakan pemerintah AS," imbuhnya.
Mengingat
masih tingginya volatilitas global, Rully memprediksi rupiah masih
berpeluang melemah pada awal pekan ini meski tidak setajam akhir pekan
lalu. Jika ada tekanan besar, BI kemungkinan akan melakukan intervensi.
Komentar
Posting Komentar