Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Volatilitas rupiah masih akan tinggi




PT Bestprofit Futures Pekanbaru - JAKARTA. Efek kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) membawa tekan cukup besar bagi rupiah akhir pekan lalu. Di Pasar Spot, Jumat nilai tukar rupiah terkoreksi 1,86% ke level Rp 13.383 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah tergerus 1,7% ke level Rp 13.350. 

Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri memaparkan, pelemahan rupiah memang terkait dengan kemenangan Trump yang berada di luar ekspektasi. Risk appetite investor memburuk terutama pada aset negara berkembang. Hal tersebut ditandai dengan capital outflow pada pasar saham domestik yang mencapai Rp 2,5 triliun dalam sehari. 

Sepertinya masih akan terjadi banyak kekhawatiran dan spekulasi," katanya. Rully menebak, volatilitas rupiah masih akan tinggi setidaknya hingga sebulan ke depan. Salah satu penyebabnya adalah proses transisi pemerintahan AS. "Tergantung bagaimana Trump memberi sinyal kepada pasar dan seberapa banyak rencana perubahan kebijakan pemerintah AS," imbuhnya. 

Mengingat masih tingginya volatilitas global, Rully memprediksi rupiah masih berpeluang melemah pada awal pekan ini meski tidak setajam akhir pekan lalu. Jika ada tekanan besar, BI kemungkinan akan melakukan intervensi. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini