Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Pemulihan Ekonomi AS Tekan Rupiah ke Rp14.755 per Dolar AS

 

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.755 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Kamis (3/9) pagi. Mata uang Garuda melemah 0,07 persen dibandingkan perdagangan kemarin sore di level Rp14.745 per dolar AS.

Pagi ini, mata uang di kawasan Asia masih bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,05 persen, dolar Singapura melemah 0,4 persen, won Korea Selatan melemah 0,10 persen, peso Filipina melemah 0,06 persen, dan rupee India melemah 0,22 persen.

Sebaliknya, yuan China menguat 0,12 persen, ringgit Malaysia menguat 0,22 persen, baht Thailand menguat 0,05 persen, dan dolar Taiwan menguat 0,32 persen.

Sementara itu, gerak mata uang di negara maju terhadap dolar AS juga masih bervariasi. Poundsterling Inggris menguat 0,17 persen dan dolar Australia menguat 0,26 persen. Sedangkan, dolar Kanada melemah 0,12 persen dan franc Swiss melemah 0,15 persen.

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan dolar AS masih terlihat menguat terhadap nilai tukar mata uang negara lainnya karena sentimen pemulihan ekonomi di negeri Paman Sam.

Hal tersebut terlihat dari membaiknya data indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) melonjak menjadi 1,6 poin menjadi 54,2 persen, tertinggi dalam setahun dan mengalahkan konsensus.

Dari 18 industri manufaktur, 13 melaporkan pertumbuhan bulan lalu. "Ini bisa menjadi salah satu faktor pendorong pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS hari ini," ujarnya

Dari dalam negeri, faktor deflasi dan isu burden sharing mungkin menambah tekanan ke rupiah. Di sisi lain, reli yang terjadi di bursa saham emerging markets bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah.

"Potensi pergerakan rupiah hari ini berada di kisaran Rp14.650 per dolar AS sampai Rp14.850 per dolar AS," tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini