Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

LAPAN Akui Sempat Bertemu SpaceX Soal Bandar Antariksa Papua

 Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional (LAPAN) mengakui sempat melakukan pertemuan dengan perwakilan Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX) untuk membahas pembangunan bandar antariksa di Biak, Papua.

Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengaku pertemuan dengan pihak SpaceX terjadi saat Space Symposium di Amerika Serikat tahun 2019.

"Saat Space Symposium, LAPAN juga bertemu perwakilan Space-X untuk membahas tentang pembangunan bandar antariksa di Biak," ujar Thomas

Rabu (16/12).

Namun, Thomas enggan menceritakan isi dari pertemuan antara LAPAN dengan anak buah Elon Musk di AS itu. Dia hanya mengatakan pembicaraannya dalam pertemuan itu masih bersifat umum dan belum ada komunikasi lanjutan.

"Pembicaraannya masih bersifat umum," ujarnya.

Lebih lanjut, Thomas menyampaikan bahwa wilayah ekuator adalah lokasi terbaik untuk peluncuran satelit. Sehingga, dia berharap Elon Musk menyamput tawaran dari Presiden Joko Widodo untuk membangun bandar antariksa SpaceX di Indonesia.

"Semoga tawaran Presiden kepada Elon Musk mendapat respon positif," ujarnya.

Di sisi lain, Thomas mengaku belum dapat memastikan berapa banyak anggaran yang diperlukan untuk membangun bandar antariksa skala besar di Biak. Sebab, fasilitas tersebut bergantung pada investor.

Sedangkan bandar antariksa skala kecil, dia berkata anggaran awalnya berasal dari anggaran LAPAN (APBN). Namun, LAPAN tengah mengupayakan investor untuk berinvestasi.

"Biayanya? sedang dikaji," ujar Thomas.

Lebih dari itu, dia menargetkan bandar antariksa skala kecil sudah bisa akan digunakan untuk uji terbang roket bertingkat yang sedang dikembangkan LAPAN sebelum 2024.

Sebelumnya, pemerintah telah menyatakan mengundang CEO SpaceX Elon Musk untuk membangun landasan peluncuran roket ke luar angkasa di Indonesia. Pemerintah beralasan Indonesia merupakan lokasi strategis untuk mengirim roket ke luar angkasa.

Dengan meluncurkan dari wilayah Indonesia, biaya peluncuran roket SpaceX akan lebih murah, karena roket tidak perlu bermanuver untuk menyesuaikan arah terbang ke ekuator.Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengatakan Indonesia dilintasi garis khatulistiwa. Selain itu, Indonesia memiliki beberapa wilayah yang terletak dekat ekuator.

Niat Indonesia mengundang SpaceX berinvestasi di Indonesia disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat berkomunikasi lewat telepon dengan Elon Musk pada Jumat (11/12). Perbincangan utama antara Jokowi dan Elon Musk sejatinya menyangkut investasi Tesla di Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini