Mengenang 12 tahun tsunami Aceh
Bestprofit - Bangsa
Indonesia kemarin memperingati 12 tahun tsunami, Senin. Ribuan
warga Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, mengenangnya
dengan zikir dan berziarah ke kuburan massal. Ikut hadir juga Plt
Gubernur Aceh Mayjen TNI (Purn) Soedarmo didampingi pejabat Satuan Kerja
Pemerintah Aceh (SKPA) Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud menziarahi
kuburan massal. Soedarmo tiba di lokasi pukul 08.00 WIB bersama
istrinya, langsung bergabung dengan warga melakukan zikir bersama.
Usai zikir, Soedarmo, Malik Mahmud dan sejumlah pejabat
lainnya menabur bunga di lokasi pertama dikuburkan jenazah korban
tsunami. Sedangkan warga lainnya juga ikut menabur bunga dan larut dalam
doa dan isak tangis kesedihan mengenang tragedi bencana tsunami 12
tahun silam. Adapun tujuan kita memperingati peristiwa gempa dan
tsunami ini bukanlah untuk membuka kembali kesedihan dan luka lama,
melainkan untuk membangkitkan semangat kita agar lebih meningkatkan
keimanan kepada Allah SWT," kata Soedarmo.
Selain itu, kata dia, juga bertujuan untuk menyadarkan
semua pihak supaya lebih peduli pada lingkungan dan senantiasa
meningkatkan pengetahuan tentang kebencanaan. Dia
meminta kepada kabupaten dan kota se-Aceh agar membuat Standard
Operating Procedure (SOP) mitigasi bencana. Mengingat Aceh merupakan
daerah rawan terhadap berbagai macam bencana alam.
Pemerintah perlu ada SOP dan konsep-konsep penyelamatan bila terjadi bencana. Ini perlu segera dipikirkan," tutur Soedarmo. Menurutnya, dengan adanya SOP mitigasi kebencanaan, setidaknya bisa mencegah banyak jatuh korban jiwa. Selain itu, saat bencana datang, semua mengetahui cara mengatasinya. Ini yang belum ada, ketika terjadi bencana, kita kebingungan," ungkap Soedarmo.
Oleh karena itu, Soedarmo mengajak melalui peringatan 12 tahun gempa dan tsunami Aceh, menjadi landasan untuk membuat konsep penanganan kebencanaan yang cepat dan baik. "Paling tidak bisa menyelamatkan nyawa, itu yang penting," kata dia. Soedarmo mencontohkan Jepang dan China lebih siap warganya dalam menghadapi berbagai macam bencana, khususnya bencana tsunami. "Kita juga harus menuju ke sana, selalu siap menghadapi bencana," imbuhnya.
Dia menambahkan manusia juga turut berperan mendatangkan
bencana, karena terjadi kerusakan alam hingga terjadi bencana banjir dan
longsor. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Soedarmo mengajak semua
pihak agar dapat menahan diri dari segala perbuatan yang berpotensi
merusak alam lingkungan.
Mari kita jadikan momentum peringatan tsunami ini untuk
melahirkan perilaku positif dalam diri kita agar lebih peduli menjaga
alam lingkungan," tutupnya. Sementara itu imam Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue, Tgk
Bukhari mengatakan, di kuburan massal ini ada 14.264 jasad disemayamkan
secara massal. Sebelumnya, di lokasi seluas 1 hektare ini berdiri rumah
sakit Meuraxa, Banda Aceh.
Di kuburan massal ini ada kuburan anak-anak dan dewasa,
semua dikuburkan secara massal, menggunakan becko waktu itu," kata Tgk
Bukhari. Bencana tsunami di Aceh terjadi pada 26 Desember 2004
lalu bertepatan pada tanggal 14 Dzulqaida 1425 Hijriah berdasarkan tahun
Islam. Salah satu bencana terdahsyat di dunia ini telah memakan korban
jiwa mencapai 280 ribu jiwa dan semua bangunan rata dengan tanah di
Banda Aceh.
Komentar
Posting Komentar