Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Pemerintah China 'Paksa' Jack Ma Rombak Model Bisnis

 

Kerajaan bisnis Jack Ma mendapat dua pukulan telak, seiring dengan pengetatan pengawasan Pemerintah China terhadap afiliasi Alibaba Group.

 

Terbaru, regulator China memerintahkan perusahaan afiliasi Alibaba Group yang memiliki Alipay, Ant Group, untuk merombak operasinya menjadi perusahaan keuangan induk yang diawasi oleh bank sentral.

Instruksi tersebut dikeluarkan pada Senin (12/4), hanya beberapa hari setelah Alibaba didenda 18 miliar yuan atau setara Rp40,49 triliun karena tuduhan pelanggar aturan anti-monopoli.

Pengumuman yang sudah ditunggu-tunggu itu berarti perusahaan afiliasi Alibaba lainnya juga harus mengikuti aturan main sama yang diberlakukan terhadap bank konvensional di China.

Gerak-gerik finansial Ant Group tampaknya akan dipantau ketat oleh pemerintahan Xi Jinping. Raksasa fintech itu harus patuh dengan aturan baru mengenai berapa banyak kas yang dimiliki perusahaan dan seberapa cepat usaha diperbolehkan bertumbuh.

Mengutip CNN Business, perombakan tersebut menandai perubahan dramatis dari posisi perusahaan hanya dalam lima bulan terakhir.

Kala itu, perusahaan digadang-gadang bakal memecahkan rekor IPO yang terbesar di dunia. Sayangnya, rencana itu berantakan setelah pemerintah komunis China memanggil Jack Ma, sekaligus membatalkan rencana itu.

Wakil Gubernur People's Bank of China Pan Gongsheng menyebut Ant Group menghadapi masalah serius dalam aktivitas keuangannya.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin (13/4), ia menekankan betapa seriusnya perombakan itu. Ia juga menyebutkan eksekutif perusahaan telah dipanggil untuk berbicara dengan regulator keuangan.

Pertemuan itu menjadi panggilan kedua untuk eksekutif Ant Group, setelah pada Desember 2020 mereka menghadap otoritas China.

Saat itu, Pan mengatakan Ant Group yang dituduh pejabat melanggar aturan akan diminta untuk merombak operasionalnya. Benar saja, sekarang rencana itu mulai terwujud.

Menanggapi itu, Co-Founder dan Executive Vice Chairman Alibaba Group Joe Tsai mengatakan kepada investor perusahaan tidak akan mengajukan banding atas denda terbesar dalam sejarah itu.

"Dengan keputusan hukuman ini, kami telah menerima panduan yang baik tentang beberapa masalah spesifik mengenai undang-undang anti-monopoli," kata Tsai.

Ia pun berjanji Alibaba Group akan menghentikan praktik kesepakatan eksklusif tersebut. "Kami senang kami bisa melupakan masalah ini," imbuhnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini