Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Industri Manufaktur Dapat Prioritas Vaksin Gotong Royong

 

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan industri yang akan diprioritaskan untuk menyelenggarakan vaksinasi gotong royong adalah padat karya. Salah satunya adalah manufaktur dan tekstil.

"Mereka nanti yang menerima adalah buruh-buruh perusahaan padat karya, dalam hal ini manufaktur, tekstil. Ini prioritas pertama divaksin dalam program vaksinasi gotong royong," ungkap Arya dalam Dialog Indonesia Siap Vaksin Gotong Royong, Kamis (6/5).

Nantinya, perusahaan swasta yang akan menanggung seluruh biaya vaksinasi. Artinya, mulai dari pengadaan sampai proses penyuntikan menjadi tanggung jawab perusahaan.

"Buruh gratis, tidak boleh ada biaya yang dibebankan ke karyawan," jelas Arya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan perusahaan yang berada di zona merah juga akan diutamakan untuk menyelenggarakan vaksin gotong royong. Hal ini untuk mengantisipasi penularan covid-19.

"Daerah Jabodetabek. Awalnya akan dilakukan di industri manufaktur, mereka padat karya, banyak pekerjanya," kata Shinta.

 

Ia menyatakan jumlah perusahaan yang mendaftar hingga akhir Maret 2021 mencapai lebih dari 17 ribu. Jumlah pesertanya sendiri mencapai 8,6 juta orang.

"Ini nanti ada giliran semua, tapi harus sabar. Kami berharap semua bisa dapat," jelas Shinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini