Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Wall Street tergelincir, minyak turun dan FOMC

Bestprofit - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) tergelincir di awal perdagangan Rabu. Penurunan harga minyak telah membebani saham-saham berbasis energi saat investor menunggu rilis notulensi pertemuan FOMC demi mencari petunjuk waktu kenaikan suku bunga berikutnya. 

Mengutip Reuters, pukul 09:41 waktu setempat, indeks Dow Jones Industrial Average turun 43,27 poin, atau 0,21 %, di 20.699,73, S & P 500 turun 6,28 poin, atau 0,26 %, di 2.359,1 dan Nasdaq Composite turun 14,64 poin, atau 0,25 % , di 5.851,31. Di sisi lain, harga minyak turun 1,2 % menjadi US$ 55,99 per barel karena dollar menguat. Sektor energi S & P 500 tergelincir 0,64 % dan menjadi penghambat laju indeks yang lebih luas. 

Kini, investor tengah fokus pada rilis notulensi pertemuan FOMC 31 Januari-1 Februari yang dijadwalkan pada pukul 14.00 waktu setempat. Pembuat kebijakan, termasuk Gubernur The Fed Janet Yellen, telah mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih cepat. Menurut data Thomson Reuters, peluang kenaikan suku bunga 22% untuk Maret, 47% untuk Mei, dan 69% untuk Juni. 

Pasar telah siap atas kenaikan suku bunga. Tapi satu hal yang dapat merusak jika datang tiba-tiba,” kata Andre Bakhos, direktur pelaksana Janlyn capital. Di samping itu, persepsi investor terhadap sikap The Fed atas ketidakpastian kebijakan ekonomi di bawah Presiden Donald Trump. Asal tahu saja, janji Trump soal reformasi pajak dan deregulasi serta stimulus fiskal meningkatkan kepercayaan investor, mengirim Wall Street ke rekor tertingginya. 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini