Rupiah dijegal data Amerika
Best Profit - JAKARTA. Mata uang Garuda masih terus membubung. Kamis, kurs spot rupiah naik 0,54% ke Rp 13.367 per dollar AS. Sementara kurs tengah rupiah Bank Indonesia menguat 0,81% menjadi Rp 13.478 per dollar AS. Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, melihat, penguatan rupiah
dipengaruhi sentimen domestik maupun global.
Dari eksternal, inflasi
Uni Eropa yang naik dan sektor manufaktur Inggris yang tumbuh membuat
dollar AS koreksi.Ini positif bagi mata uang Asia, ujarnya. Dari dalam negeri, rupiah
diuntungkan oleh lelang SUN perdana di 2017, Selasa. Pemerintah
meraup penawaran sekitar Rp 36,9 triliun. Hal ini menunjukkan pasar
optimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia.
Tapi, dibukanya notulen rapat FOMC bisa menahan penguatan rupiah
hari ini. Notulen FOMC menyebut seluruh petinggi The Fed menyepakati
kenaikan suku bunga Desember lalu. Ini memperkuat indikasi The Fed akan
mempercepat kenaikan suku bunga tahun ini.
Rupiah bisa terkoreksi ke Rp 13.325–Rp 13.450,” imbuh Josua. Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures, menilai rupiah akan terkonsolidasi, karena pelaku pasar menunggu rilis data non farm payroll. Ia memprediksi hari ini, rupiah bergerak antara Rp 13.370–Rp 13.430 per dollar AS.
Komentar
Posting Komentar