TV Digital Dorong Penerapan 5G di Indonesia
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menjelaskan proses digitalisasi televisi atau yang dikenal sebagai Analog Switch-Off (ASO) bisa mendorong penerapan jaringan 5G.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kemenkominfo Ahmad M. Ramli menjelaskan TV analog banyak memakan pita frekuensi 700 MHz sebanyak 328 Mhz. Padahal frekuensi 700 MHz bisa digunakan untuk menggelar jaringan 5G.
"Kita punya frekuensi bagus untuk 5G. Frekuensi yang baik ada di frekuensi 700 MHz. Sekarang 700 (MHz) itu habis untuk penyelenggaraan TV. TV analog itu boros sekali," kata Ramli beberapa waktu lalu.
Terpisah, Asosiasi industri seluler, GSMA (Global System for Mobile Communications Association), meminta agar pemerintah Indonesia segera melakukan pembebasan frekuensi 700 MHz untuk menggelar jaringan 5G dan 4G.
Frekuensi 700 MHz diyakini akan memberikan jangkauan lebih baik dengan infrastruktur lebih sedikit dibandingkan dengan frekuensi tinggi yang membutuhkan infrastruktur lebih banyak. Sebab, frekuensi yang lebih rendah seperti 700 MHz punya cakupan jaringan yang lebih luas.
Oleh karena itu, menempatkan 5G di frekeunsi 700 MHz butuh lebih sedikit BTS untuk menjangkau teritori dengan luas tertentu. Sementara, menempatkan 5G pada frekuensi yang lebih tinggi, membuat operator mesti memasang BTS lebih banyak. Sebab, cakupan wilayah yang bisa dijangkau oleh 1 BTS jadi lebih kecil dibandingkan di frekuensi rendah.
"Migrasi TV analog dan menempatkan spektrum digital ke layanan ke layanan broadband seluler 4G/5G akan memaksimalkan manfaat ekonomi dan sosial di Indonesia," ujar Kepala Spektrum GSMA Brett Tezner.
Ramli mengatakan apabila TV analog beralih ke digital, maka Indonesia akan memiliki frekuensi tersisa atau dividen digital. Ia mengatakan Indonesia bisa mengalokasikan 112 MHz yang bisa digunakan untuk keperluan lain.
Pita frekuensi 700 MHz bisa digunakan untuk menggelar jaringan 5G, pengembangan ekonomi digital maupun untuk penanganan bencana.
Penggunaan tersebut bisa dilakukan asal Indonesia bisa menerapkan ASO sehingga bisa memiliki spektrum frekuensi dividen digital. Henri mengatakan digital dividen ini bisa juga digunakan untuk teknologi berbasis internet yang bisa menghasilkan uang yang besar bagi negara.
Komisaris Transmedia sekaligus mantan ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia, Ishadi SK mengatakan digitalisasi televisi bisa membuat dividen digital yang sangat besar yang bisa dimanfaatkan oleh industri penyiaran dan telekomunikasi secara keseluruhan.
Ia mengatakan TV analog banyak memakan pita frekuensi 700 MHz sebanyak 328 MHz. Ia mengatakan apabila TV analog beralih ke digital, maka hanya dibutuhkan 176 MHz bagi stasiun televisi.
lain. Indonesia juga akan memiliki cadangan 40 MHz yang bisa digunakan untuk perkembangan teknologi di masa depan.
"Ini juga bisa digunakan untuk frekuensi 5G, dan apabila di manage lebih baik pemerintah bisa melakukan itu untuk kepentingan-kepentingan digital lain," kata Ishadi.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa, Henri Subiakto mengatakan TV analog saat ini memakan banyak spektrum yang sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah broadband yang akan meningkatkan kecepatan internet di Indonesia.
Proses ASO yang masih mandek tersebut justru membuat kecepatan internet lemot di Indonesia.
"Itu karena jumlah broadband yang ada tidak mencukupi penggunanya yang bayak. Ibaratnya kalau jalan tol terlalu banyak mobil yang gunakan maka perlu dibangun jalan tol baru atau diperlebar. Mau memperlebar atau membuat jalan tol baru itu, lahannya sudah dipakai TV analog karena yang dipakai ini frekuensi," kata Henri.
Komentar
Posting Komentar