Google Buat Perisai untuk Lindungi Kata Sandi Pengguna
Google telah
meluncurkan alat yang bisa mendeteksi apabila kata kunci (password) pengguna telah dicuri
dalam pembobolan data di situs tertentu. Alat ini akan mengingatkan pengguna
untuk merubah kata sandi agar menangkal peretas untuk mengakses email Anda.
Dilansir dari CNBC, alat yang dinamakan Password Checkup ini merupakan 'plug in' yang harus dipasang dalam Chrome. Ketika dipasang, alat ini akan memberi tahu apakah pengguna perlu merubah kata sandi atau tidak.
Cara memasang cukup mudah, pengguna tinggal ke klik tautan situs berikut ini kemudian tekan 'Add to Chrome'. Pengguna lantas akan melihat ikon perisai di sebelah kanan browser.
Dilansir dari CNBC, alat yang dinamakan Password Checkup ini merupakan 'plug in' yang harus dipasang dalam Chrome. Ketika dipasang, alat ini akan memberi tahu apakah pengguna perlu merubah kata sandi atau tidak.
Cara memasang cukup mudah, pengguna tinggal ke klik tautan situs berikut ini kemudian tekan 'Add to Chrome'. Pengguna lantas akan melihat ikon perisai di sebelah kanan browser.
Ketika sedang berselancar di Web, kemudian 'Password
Checkup' mendeteksi bahwa pengguna menggunakan kata sandi yang telah dibobol,
maka alat tersebut akan memberi peringatan untuk mengubah kata sandi pengguna.
"Jika kami mendeteksi bahwa nama pengguna dan kata sandi
di situs yang digunakan adalah salah satu dari lebih dari 4 miliar kredensial
yang kami tahu telah dibobol, ekstensi akan memicu peringatan otomatis dan
menyarankan Anda mengubah kata sandi Anda," kata Google.
Dilansir dari Duo, alat ini adalah upaya Google untuk mengatasi masalah penggunaan berulang-ulang kata sandi di web. Ketika pengguna mencoba masuk ke situs web atau aplikasi melalui browser Chrome, alat akan memeriksa kata sandi terhadap basis data internal Google yang berisi miliaran kredensial login yang sudah dibobol.
Dilansir dari Duo, alat ini adalah upaya Google untuk mengatasi masalah penggunaan berulang-ulang kata sandi di web. Ketika pengguna mencoba masuk ke situs web atau aplikasi melalui browser Chrome, alat akan memeriksa kata sandi terhadap basis data internal Google yang berisi miliaran kredensial login yang sudah dibobol.
Jika kata sandi tersebut terdaftar ke basis data tersebut
maka pengguna akan diperingatkan dan diminta untuk membuat kata sandi baru.
Meskipun sering diingatkan untuk tidak menggunakan kembali kata sandi, masalah ini masih lazim terjadi. Google mensurvei tiga ribu orang dewasa di Amerika Serikat untuk memahami apa yang mereka pikirkan tentang keamanan online dan apa yang sebenarnya mereka lakukan.
69 persen orang dalam jajak pendapat berpikir telah melindungi akun online mereka dengan baik, tapi perilaku mereka menunjukkan hal sebaliknya.
Meskipun 59 persen merasa akun mereka lebih aman daripada "pengguna Internet rata-rata", 65 persen menggunakan kembali kata sandi yang sama di beberapa situs.
Survei juga menemukan bahwa 51 persen memiliki kata sandi favorit yang mereka gunakan berkali-kali untuk di berbagai aplikasi dan situs. Hanya 24 persen pengguna dalam survei yang mengatakan mereka menggunakan pengelola kata sandi.
Meskipun sering diingatkan untuk tidak menggunakan kembali kata sandi, masalah ini masih lazim terjadi. Google mensurvei tiga ribu orang dewasa di Amerika Serikat untuk memahami apa yang mereka pikirkan tentang keamanan online dan apa yang sebenarnya mereka lakukan.
69 persen orang dalam jajak pendapat berpikir telah melindungi akun online mereka dengan baik, tapi perilaku mereka menunjukkan hal sebaliknya.
Meskipun 59 persen merasa akun mereka lebih aman daripada "pengguna Internet rata-rata", 65 persen menggunakan kembali kata sandi yang sama di beberapa situs.
Survei juga menemukan bahwa 51 persen memiliki kata sandi favorit yang mereka gunakan berkali-kali untuk di berbagai aplikasi dan situs. Hanya 24 persen pengguna dalam survei yang mengatakan mereka menggunakan pengelola kata sandi.
Komentar
Posting Komentar