Polemik Petisi Papua, Kemlu Kirim Nota Protes ke Vanuatu
PT.Bestprofit - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyatakan
pemerintah Indonesia
telah melayangkan nota protes keras kepada Republik Vanuatu, terkait penyelundupan
pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda dalam
delegasi mereka. Dalam kesempatan itu, Benny menyerahkan petisi referendum Papua Barat.
"Kami sudah melayangkan nota protes keras pada Vanuatu. Dalam hubungan diplomatik, sekali lagi rasa saling menghormati itu harus dijunjung tinggi. Salah satu prinsip yang harus dihormati semua negara adalah menghormati kedaulatan negara lain," kata Retno di Kompleks Parlemen, Kamis (31/1).
Pekan lalu, Vanuatu menyelundupkan Benny Wenda dalam daftar delegasinya ketika bertemu Komisioner Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss.
"Kami sudah melayangkan nota protes keras pada Vanuatu. Dalam hubungan diplomatik, sekali lagi rasa saling menghormati itu harus dijunjung tinggi. Salah satu prinsip yang harus dihormati semua negara adalah menghormati kedaulatan negara lain," kata Retno di Kompleks Parlemen, Kamis (31/1).
Pekan lalu, Vanuatu menyelundupkan Benny Wenda dalam daftar delegasinya ketika bertemu Komisioner Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss.
Benny menyerahkan petisi referendum kemerdekaan Papua Barat
yang diklaim sudah ditandatangani oleh 1,8 juta orang dalam pertemuan
pembahasan laporan penegakan HAM tahunan (Universal Periodic Review/UPR)
Vanuatu. Retno meyakini KT HAM PBB tidak akan menindaklanjuti hal itu karena
dilakukan tidak dengan niatan baik.
"Jadi dia (KT HAM PBB) beranggapan semua negara memiliki good intentions. Kenyataannya, Vanuatu tidak memiliki good intentions dengan memasukkan Benny Wenda di dalam," katanya.
Di sisi lain, ia menyatakan tak kaget dengan langkah Benny Wenda yang menyerahkan petisi dengan bergabung dalam delegasi Vanuatu. Menurutnya, hal seperti itu sudah biasa dilakukan Benny.
"Jadi dia (KT HAM PBB) beranggapan semua negara memiliki good intentions. Kenyataannya, Vanuatu tidak memiliki good intentions dengan memasukkan Benny Wenda di dalam," katanya.
Di sisi lain, ia menyatakan tak kaget dengan langkah Benny Wenda yang menyerahkan petisi dengan bergabung dalam delegasi Vanuatu. Menurutnya, hal seperti itu sudah biasa dilakukan Benny.
"Jadi pattern yang
dilakukan Benny Wenda itu selalu satu manipulatif dan fake news. Kami sudah jelas dari
penjelasan KT HAM sudah sangat jelas visinya terjadi not good intentions, kemudian
pertemuan itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan yang disampaikan,"
kata Retno.
Komentar
Posting Komentar