Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Laju aussie kian lemah depan dollar AS





PT Bestprofit Futures Pekanbaru - JAKARTA. Dollar Australia melemah di hadapan dollar Amerika Serikat. Mengutip Bloomberg pada Kamis pukul 20.49 WIB, AUD/USD melemah 0,59% ke level 0,7577 dibanding hari sebelumnya, 0,7622.  Wahyu Tri Wibowo, analis Central Capital Futures menilai pelemahan aussie masih disetir rencana kenaikan bunga oleh bank sentral AS Federal Reserve. Meskipun, Wahyu memperkirakan, The Fed baru akan menaikkan bunga paling cepat Desember 2016, setelah pemilihan umum November mendatang. 

Dia juga merasa bahwa pergerakan AUD/USD yang tertahan adalah hal yang wajar, mengingat Bank Sentral Australia (RBA) masih belum memberikan sinyal pemotongan suku bunga lanjutan. Data terakhir dari RBA yang keluar pada Selasa, memang mengatakan bahwa suku bunga di Australia tetap di level 1,5%.  Di lain pihak, data AS juga baik untuk menguatkan The Greenback. "Misalnya, data sektor industri di AS membaik, juga menjadi peningkatan terbesar sepanjang sebelas bulan ini," ujar Wahyu. 

Dia merasa, sentimen yang dapat menggoyang dollar Australia sudah habis pasca pertemuan RBA Selasa lalu. Sedangkan di AS, banyak rilis data ekonomi justru baik dalam membantu penguatan mata uangnya. Apalagi, neraca perdagangan Australia yang dikeluarkan Kamis kemarin memperlihatkan keuangan Australia yang defisit sebesar A$ 2,01 miliar. Hal ini menurut Wahyu akan semakin mempersempit laju AUD di hadapan USD.  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini