Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Timothy Ronald Borong 11 Juta Saham BBCA, Investor Ritel Perlu Beli / Jual?

 

Investor muda Timothy Ronald mencuri perhatian publik setelah diketahui membeli 11 juta saham Bank Central Asia (BBCA). Apakah saham BBCA menarik dikoleksi?

Diberitakan Kompas.com, Timothy Ronald menjadi perbincangan netizen usai borong saham BBCA. Langkah berani ini membuatnya mulai dijuluki sebagai “The Next Warren Buffett Indonesia” karena gaya investasinya yang konsisten menekankan pada fundamental dan jangka panjang.

Timothy bukan nama asing di dunia keuangan Indonesia. Minatnya pada pasar modal sudah dimulai sejak usia 14 tahun, ketika ia mendalami buku-buku klasik investasi, termasuk karya Benjamin Graham The Intelligent Investor. Buku ini juga menjadi pegangan Warren Buffett.

Prinsip yang dia pegang sejak awal sederhana, yaitu melihat saham sebagai perusahaan, bukan sekadar angka di layar. Pendekatan jangka panjang ini terus dia terapkan selama lebih dari satu dekade menekuni pasar modal.

Keyakinan pada stabilitas BBCA

Kepemilikan besar Timothy di BBCA bukanlah keputusan spekulatif. Menurutnya, BBCA adalah simbol stabilitas, kepercayaan publik, dan pertumbuhan berkelanjutan di Indonesia. “Investasi bukan hanya soal mengejar keuntungan cepat. Bagi saya, investasi adalah tentang kesabaran dan disiplin jangka panjang. Jika hasilnya keuntungan, maka itu buah dari prinsip yang dijalankan konsisten,” kata Timothy, dikutip dari Antara, Rabu (27/8/2025).

Dengan langkah ini, dia sekaligus menunjukkan optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia yang terus tumbuh dan semakin dilirik dunia internasional.

Rekomendasi BBCA

Harga saham BBCA dalam tekanan menjelang akhir Agustus 2025 ini. Pada perdagangan Kamis 28 Agustus 2025, harga saham BBCA ditutup di level 8.325, naik tipis dibandingkan penutupan sehari sebelumnya, 8.300.

Namun kenaikan tersebut belum mampu menghentikan tren penurunan harga saham BBCA. Sepanjang perdagangan lima hari terakhir, harga saham BBCA terakumulasi melemah 250 poin atau 2,92%.

Sejak awal tahun 2025 atau secara year to date, harga saham BBCA terakumulasi turun 1.575 poin atau 15,91%.

Di tengah penurunan tersebut, harga saham BBCA mulai menarik investor asing. Pada perdagangan Kamis (28/8), investor asing mencatatkan net buy saham BBCA sebesar Rp 145,53 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova rekomendasi hold saham BBCA dengan target harga terdekat di Rp 8.775. "Support di level Rp 8.575, resistance Rp 8.775, Rp 9.125, Rp 9.400, Rp 9.650, Rp 9.800," terang Ivan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini