Rupiah Terus Melemah ke Rp 16.727 per Dolar AS di Tengah Hari Ini (18/12)

  Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (18/12/2025) siang. Mengutip Bloomberg pukul 12.30 WIB, rupiah di pasar spot melemah 0,20% ke Rp 16.727 per dolar AS.  Sebelumnya, pada Rabu (17/12/2025), rupiah di pasar spot melemah 0,02% secara harian ke Rp 16.694 per dolar AS.  Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memproyeksi pergerakan rupiah akan dipengaruhi indeks dolar . Adapun indeks dolar AS relatif menguat pasca rilis data penjualan ritel yang naik tipis. Sehingga ada ekspektasi Fed masih akan menahan suku bunganya dalam jangka pendek.  “Rupiah diproyeksikan bergerak antara Rp 16.650 – Rp 16.750 pada Kamis (18/12),” ujar David kepada Kontan , Kamis (18/12).

Pefindo Sematkan Peringkat Peringkat idAAA untuk Semen Indonesia (SMGR)

 

Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idAAA kepada PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dengan proyeksi korporasi stabil.

“Pefindo telah mempertahankan peringkat idAAA untuk SMGR serta obligasi berkelanjutan (shelf-registered) I dan II yang masih beredar," ujar analis Pefindo Yogie Perdana dan Jono Syafei dalam keterangan resmi Pefindo, Rabu (13/8/2025).

Yogie dan Jono menyebut, peringkat ini diberikan kepada perseroan berkat peran pentingnya kepada pemerintah, serta posisi pasar perusahaan yang sangat kuat.

“Fasilitas produksi dan logistik SMGR juga terdiversifikasi dengan baik, serta profil keuangan perseroan konservatif,” tuturnya.

Kendati begitu, peringkat dapat diturunkan jika metrik kredit SMGR melemah akibat utang yang lebih tinggi dari perkiraan tanpa diimbangi prospek pendapatan yang membaik. 

Ataupun, jika perusahaan menghadapi profitabilitas yang lebih lemah dari perkiraan lantaran peningkatan signifikan biaya input atau melemahnya daya tawar harga, maupun posisi bisnis yang melemah karena penurunan pangsa pasar.

"Peringkat juga bisa berada di bawah tekanan jika ada bukti dukungan pemerintah yang melemah, yang tercermin dari divestasi besar-besaran, berkurangnya kendali, atau tidak adanya indikasi dukungan luar biasa dari pemerintah ketika SMGR berada dalam kesulitan keuangan,” tandas Yogie & Jono.

Sebagai informasi, per 30 Juni 2025, pemerintah melalui PT Danantara Asset Management (Persero) atau Danantara memiliki 51,2% saham SMGR, sementara sisanya dimiliki oleh publik.

SMGR adalah produsen semen nasional dengan kapasitas terpasang domestik sebesar 54,2 juta ton per 30 Juni 2025, serta pangsa pasar domestik sebesar 46,5%.

SMGR menawarkan berbagai jenis produk semen, seperti ordinary Portland (OPC), Portland composite (PCC), Portland Pozolan (PPC), special blended (SBC), super masonry (SMC), oil well (OWC), Portland mixed, hingga semen putih. SMGR juga memproduksi kantong semen dan beton siap pakai. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

IHSG Dibuka Rebound Selasa (5/8) Ikuti Bursa Asia, Pasar Taruh Harapan The Fed Rate