Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Laba Bersih Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) Naik Double Digit, Ini Penopangnya

 

Perusahaan gas industri, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) berhasil mencetak pertumbuhan laba bersih di semester I-2025. Lonjakan itu ditopang oleh kenaikan pendapatan usaha yang kuat di paruh pertama tahun ini. 

Melansir laporan keuangan per Juni 2025, laba bersih SBMA melesat 26,84% secara tahunan menjadi Rp 6,71 miliar di semester I-2025. Di periode yang sama pada 2024, SBMA hanya membukukan laba bersih Rp 5,29 miliar. 

Sedangkan dari sisi pendapatan, SBMA berhasil meraup usaha sebesar Rp 67,17 miliar. Ini meningkat 10,56% secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp 60,75 miliar.

Direktur Operasional Surya Biru Murni Acetylene Julianto Setyoadji menjelaskan pendapatan itu terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu pendapatan produk dan pendapatan jasa. Dalam enam bulan pertama tahun ini, pendapatan produk berkontribusi sebesar Rp 65,39 miliar. Sementara pendapatan dari jasa menyumbang pendapatan sebesar Rp 1,77 miliar. 

Julianto menjelaskan pertumbuhan kinerja juga ditopang oleh optimalisasi aset serta market forca yang kuat sehingga para pelanggan dari sektor tambang tetap memilih SBMA. 

“Eksistensi perusahaan yang kuat juga ini memberikan dampak adanya customer seperti PKT dan PT Badak yang telah menambah permintaan varian produk Liquid,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (6/8/2025). 

Ada sejumlah nama besar yang menjadi pelanggan SBMA, yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Sanggar Sarana Baja, PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Pama Persada Nusantara dan PT Kaltim Prima Coal.  

Julianto bilang pendapatan jasa sendiri berasal dari jasa pengiriman barang di luar harga produk penjualan barang dagang dan pendapatan servis lainnya. Alhasil, laba bersih SBMA juga ikut bertumbuh. 

Dari sisi neraca, total SBMA mencapai Rp 290,45 miliar per 31 Juni 2025. Dengan total ekuitas sebesar Rp 234,61 miliar per 30 Juni 2025 atau meningkat 2,59% dari posisi Rp 289,97 miliar per 31 Desember 2024. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini