Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Return Reksadana Saham Diproyeksi Capai 8% di Akhir Tahun 2025

 

Setelah tertekan sepanjang tahun berjalan 2025, kinerja reksadana saham berbalik arah pada bulan Juli 2025.

Per 30 Juni 2025, reksadana saham mencatatkan imbal hasil hanya 0,56% sepanjang tahun berjalan. Sementara itu, reksadana pendapatan tetap memimpin kinerja di industri reksadana dengan return sebesar 4,63%, disusul reksadana campuran sebanyak 3,19%.

Diikuti, reksadana pasar uang sebesar dengan return 2,86% sepanjang enam bulan pertama 2025.

Namun sepanjang Juli 2025, reksadana saham justru memimpin kinerja industri reksadana dengan mencetak return sebesar 3,90%.

Hanif Mantiq, CEO PT STAR Asset Management mengatakan, kinerja reksadana saham ini dipicu beberapa sentimen, termasuk penahanan suku bunga oleh The Fed di level 4.25% - 4.50%.

Tak hanya itu, ia memandang meredanya ketegangan perang dagang antara AS dengan beberapa mitra dagang juga menjadi sentimen positif bagi pasar saham domestik.

“Dengan begitu, pasar negara berkembang menjadi menarik kembali,” kata Hanif kepada Kontan Selasa (5/8).

Ke depan, ia memproyeksikan dalam separuh kedua 2025, reksadana saham secara umum masih positif.

“Ini juga didorong valuasi IHSG yang masih relatif murah, dan proyeksi kinerja emiten yang masih solid di semester II-2025,” imbuh dia.

Hanif memprediksi return reksadana saham hingga akhir tahun cenderung positif, tetapi moderat di kisaran 2% - 8%.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini