Mobileye Bidik Valuasi hingga Rp 247,68 Triliun pada IPO

 


Mobileye, unit mobil self-driving Intel, menargetkan valuasi hampir USD 16 miliar atau Rp247,68 triliun (asumsi kurs Rp 15.480 per dolar AS) dalam penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Amerika Serikat, menurut pengajuan peraturan pada Selasa, 18 Oktober 2022.

IPO Mobileye tersebut mengikuti debut blockbuster Porsche di Eropa dan bisa menjadi tanda awal membaiknya sentimen investor.

Langkah ini menetapkan babak untuk apa yang diharapkan menjadi salah satu daftar teknologi terbesar tahun ini di tengah koreksi pasar yang telah melemahkan selera kesepakatan, karena perusahaan berjuang dengan kenaikan suku bunga dan peningkatan pengawasan investor terhadap profitabilitas setelah stellar 2021.

Mobileye secara rahasia mengajukan IPO nya awal tahun ini dan menargetkan penilaian USD 50 miliar atau Rp 774 triliun sebelum kekalahan di bidang teknologi memaksa banyak perusahaan untuk memangkas valuasi.

Perusahaan ini menawarkan 41 juta lembar saham biasa dengan harga antara USD 18 (Rp 278.640) dan USD 20 (Rp 309.600) per saham, dengan tujuan untuk mengumpulkan hingga USD 820 juta atau Rp 12,69 triliun, berdasarkan kisaran atas daftar yang diusulkan.

Goldman Sachs, Morgan Stanley, Citigroup dan BofA Securities termasuk di antara penjamin emisi dari IPO tersebut.

Sebelumnya, Intel Corp mengatakan pihaknya berencana bawa unit mobil self driving car Mobileye untuk menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Amerika Serikat pada pertengahan 2022. Proyeksinya valuasi mencapai USD 50 miliar atau Rp 719 triliun (asumsi kurs Rp 14.380 per dolar AS).

Raksasa chip itu menyampaikan informasi pada Senin, 6 Desember 2021. Raksasa chip intel dengan hampir 14 ribu pekerja berharap dapat mempertahankan tim eksekutif Mobileye. Intel pun berupaya mengamankan kepemilikan mayoritas di unit Mobileye usai initial public offering (IPO).

Intel membeli perusahaan teknologi kendaraan otonom Mobileye USD 15,3 miliar atau setara Rp 220,6 triliun (estimasi kurs Rp 14.419 per dolar AS) pada 2017.

Langkah ini menempatkan Intel dalam persaingan dengan perusahaan serupa seperti Nvidia dan Qualcomm. Perusahaan tersebut berlomba mengembangakan sistem tanpa pengemudi (self driving cari) pada mobil global.

Mobileye yang berdiri pada 1999 ini berhasil mengembangkan strategi dan sistem self driving car yang berbeda dari para rivalnya.

Saat ini sistem sudah berbasis kamera sangat membantu mobil lengkap. Selain itu, Mobileye pun sudah dilengkapi dengan cruise control adaptif sebagai backup terhadap perubahan jalur.

Perusahaan juga berencana membangun sendiri sensor lidar guna menyokong performa mobil dalam memetakan pandangan tiga dimensi jalan. Awalnya, Mobileye menggunakan sensor lidar dari Luminar Technologies pada robotaxis.

Meskipun berada di bawah naungan Intel, Mobileye tidak pernah meminta agar pabrik Intel saja yang membuat chip untuk mobilnya. Perusahaan mengandalkan Taiwan Semiconductor manufacturing Co untuk semua chip Eye-Q sampai sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ide Trading dari CGS International Sekuritas: BBRI, BBNI, EXCL, VKTR, INCO, PTPP

Proyeksi IHSG & Rekomendasi Saham BNGA, EXCL, BMRI, dan BKSL Untuk Rabu

BRI Life Menerima 4 Penghargaan dari 3 Institusi,Cetak Kinerja Positif Sepanjang 2023