Trump dan Deretan Presiden AS yang Hanya Jabat 1 Periode
Donald Trump resmi lengser dari kursi presiden Amerika Serikat seiring dengan dilantiknya Joe Biden menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam, Rabu (20/1).
setelah berhasil mengalahkan petahana Donald Trump-Mike Pence di Pilpres AS
2020 pada November lalu.
Meski Trump kerap vokal menolak kemenangan pesaingnya itu, namun pelantikan
Biden-Harris menandai berakhirnya periode jabatan Trump-Pence selama empat
tahun di Gedung Putih. Trump menjadi satu dari lima presiden AS yang menjabat
hanya satu periode.
Trump merupakan Presiden AS ke-45 yang menjabat pada 2017 hingga 2020. Dia
terpilih dengan perolehan 304 suara elektoral mengalahkan Hillary Clinton pada
2016.
Trump dikenal sebagai presiden AS yang kontroversial. Dia kerap meremehkan
pandemi virus corona yang telah menewaskan lebih dari 389 ribu warga AS.
Dia juga kerap melontarkan retorika rasis saat ketegangan rasial meningkat di
AS, termasuk pada saat insiden Charlottesville dan serangkaian kematian warga
kulit hitam di tangan polisi pada 2020.
Sisi kontroversial Trump bahkan tak luntur di penghujung masa jabatannya.
Hampir dua pekan sebelum lengser, AS dihebohkan dengan serangan pendukung Trump
di Gedung Kongres Capitol Hill di Washington DC pada Rabu (6/1).
Massa pendukung Trump yang marah merangsek masuk Gedung Capitol untuk menggagalkan
pengesahan kemenangan Presiden Joe Biden dan wakilnya Kamala Harris.
Insiden itu lantas menuai kecaman keras baik di dalam maupun luar AS, bahkan
beberapa pihak menyerukan agar Trump dicopot dari jabatanya sebelum masa
kepemimpinannya berakhir.
Imbasnya, Twitter pun menangguhkan secara permanen akun pribadi Trump pada
Jumat (8/1) karena dinilai menghasut kekerasan di Capitol. Cuitan terakhir
Trump menyatakan bahwa ia tidak akan menghadiri inaugurasi pelantikan Biden.
Berikut empat presiden AS yang juga menjabat satu periode.
William Taft
Presiden William Taft menjabat sebagai Presiden ke-27 AS antara 1909-1913. Dia
berjuang untuk mengisi posisi Theodore Roosevelt, salah satu presiden AS paling
populer di abad ke-20.
Persahabatan dan dukungan Roosevelt-lah yang membantu Taft memenangkan pilpres
pada 1908. Namun, hubungannya dengan Roosevelt memburuk saat Taft menjabat.
Kemudian Roosevelt mencalonkan diri sebagai kandidat dari pihak ketiga pada
pilpres 1912 dan berhasil menarik suara dari Taft. Pada akhirnya, Taft pun
dikalahkan oleh Presiden Woodrow Wilson.
Herbert Hoover
Presiden Herbert Hoover adalah Presiden ke-31 yang menjabat antara 1929-1933.
Kejatuhan pasar saham pada 1929 terjadi setelah Hoover menempati kantor
kepresidenan. Kejatuhan itu menyebabkan depresi hebat.
Hoover pun disalahkan atas dampak dari peristiwa tersebut. Kegagalannya untuk
membendung kerugian ekonomi dan keuangan membuatnya kalah dalam pilpres 1932
dan dimenangkan oleh Franklin Roosevelt.
Roosevelt sendiri adalah satu-satunya presiden AS yang terpilih lebih dari
dua masa jabatan.
Gerald Ford
Presiden Gerald Ford menjabat sebagai presiden AS ke-38. Dia adalah
satu-satunya orang yang tidak pernah terpilih secara resmi sebagai presiden
atau wakil presiden.
Ford menjabat wapres di bawah Amandemen ke-25 ketika Wakil Presiden Richard
Nixon, Spiro Agnew mengundurkan diri karena skandal korupsi. Ford diangkat
sebagai wapres oleh Nixon dan dikonfirmasi oleh Kongres.
Ketika skandal Watergate meningkat dan Nixon mengundurkan diri, Ford
menjabat sebagai Presiden.
Saat menjabat itulah, Ford mengampuni Nixon dari semua tuduhan kejahatan,
menjadikannya sebagai keputusan yang sangat tidak populer.
Peluangnya untuk terpilih kembali semakin dirusak oleh kombinasi pertumbuhan
ekonomi dan inflasi yang rendah, yang dikenal sebagai stagflasi.
Pada 1976, dia dikalahkan oleh Jimmy Carter.
Jimmy Carter
Jimmy Carter adalah presiden AS ke-39 yang terpilih pada 1976. Dia menjabat
dari 1977-1981.
Selama masa kepresidenannya, AS terus menderita stagflasi. Ini diperparah
dengan gagalnya penyelamatan sandera AS di Iran menjelang akhir masa
jabatannya.
Faktor-faktor inilah yang menyebabkan kekalahannya dari Ronald Reagan pada
pilpres 1980.
Pasca-kepresidenannya, karier Carter luar biasa aktif. Dia mempromosikan upaya
perdamaian dan diplomasi di seluruh dunia, dia pun dianugerahi Penghargaan
Nobel Perdamaian pada 2002.
Komentar
Posting Komentar