Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

BMKG Ungkap Waktu dan Penyebab Potensi Banjir Jakarta

 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan DKI Jakarta berpotensi mengalami banjir pada Kamis-Jumat (28-29/1). Potensi serupa juga akan terjadi di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat.

BMKG mengatakan banjir yang akan melanda Jakarta akan berstatus siaga, artinya air tidak akan surut dalam waktu singkat.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyampaikan ada tiga faktor yang mempengaruhi munculnya peringatan siaga banjir di Jakarta.

Pertama, Guswanto berkata Jakarta berpotensi dilanda hujan dengan intensitas lebat yang dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan.

Dinamika atmosfer juga disebut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

Kedua, potensi banjir di Jakarta diperkuat oleh aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin di wilayah Indonesia.

Ketiga, Guswanto berkata banjir bisa terjadi karena kemunculan pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang mendorong terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi).

Hal itu jadi penyebab lain peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia.

Di sisi lain, BKKG mencatat sebagian besar wilayah Indonesia (94 persen dari 342 Zona Musim) saat ini telah memasuki musim hujan.

Adapun puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada Januari dan Februari 2021 di sebagian Sumatera bagian selatan, sebagian besar Jawa termasuk DKI Jakarta, sebagian Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan bagian selatan Papua.

Terkait hal itu, BMKG mengingatkan masyarakat agar terus waspada dengan potensi cuaca ekstrem.

"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," ujar Guswanto.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini