Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Sido Muncul (SIDO) Bagikan Dividen Jumbo, Ini yang Harus Diperhatikan Investor

 

Emiten jamu dan farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menunjukkan komitmennya terhadap pemegang saham dengan membagikan 100% laba bersih tahun buku 2024 sebagai dividen tunai. Namun ini terjadi di tengah penurunan laba bersih yang mencapai 40,4% pada kuartal I 2025.

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila menilai bahwa saham SIDO masih menarik untuk dikoleksi.

“SIDO dari sisi sektor dan industri masih cukup defensif terhadap perekonomian. Pembagian dividen yang konsisten hingga saat ini juga menunjukkan bahwa manajemen masih punya komitmen terhadap pemegang saham,” terang Indy pada Kontan, (5/5).

Kendati adanya dividen yang menjadi daya tarik di tengah SIDO yang secara valuasi masih tinggi, Indy mengingatkan bahwa investor jangka panjang tetap perlu memantau strategi ekspansi dan fundamental perusahaan secara menyeluruh.

Ia menjelaskan bahwa secara price to earnings ratio (PER), valuasi saham SIDO masih relatif mahal jika dibandingkan dengan emiten sejenis di sektor kesehatan. Saat ini, PER SIDO berada di kisaran 14 kali, yang dianggap tidak murah mengingat pertumbuhan kinerjanya cenderung stagnan dalam beberapa kuartal terakhir.

Namun, Indy juga membenarkan saat ditanya terkait kemungkinan pemangkasan dividen SIDO di periode selanjutnya.

“Betul, bisa jadi ada pemangkasan dividen di tahun depan karena ada kekhawatiran dari arus kas dan laba yang tertekan,” ujarnya.

Di sisi lain, SIDO masih mampu menjaga margin di tengah tekanan profitabilitas, meskipun sektor kesehatan secara umum juga mengalami pelemahan akibat kondisi ekonomi yang belum stabil dan minimnya dukungan regulasi pemerintah.

“Jika investor mengincar stabilitas dan pertumbuhan moderat, terutama momentum dividen, maka bisa di-hold. Tapi jika mencari saham dengan pertumbuhan lebih tinggi dan yield yang lebih besar, mungkin perlu lebih selektif lagi,” pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini