Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025

Segera IPO, Produsen Permen Jelly Yupi Incar Dana Rp 2,13 Triliun

  Produsen permen jelly dengan merek Yupi, PT Yupi Indo Jelly Gum akan melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Berdasarkan prospektusnya, perusahaan yang akan menggunakan kode saham YUPI menawarkan maksimal 854,44 juta saham atau setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor pasca IPO.  Penawaran tersebut terdiri dari 255,33 juta saham baru atau 3% dan 598,11 juta saham milik PT Sweets Indonesia dalam rangka divestasi. Jumlah ini setara dengan 7%.  Pada masa penawaran awal atau bookbuilding, YUPI memasang harga IPO di rentang Rp 2.100 sampai dengan Rp 2.500. Dus, YUPI akan memperoleh dana maksimal Rp 2,13 triliun.  Di mana Rp 640,83 miliar berasal dari penjualan saham baru YUPI dan Rp 1,49 triliun merupakan hasil dari penawaran umum aset divestasi yang dilakukan PT Sweets Indonesia.    Rencana sekitar 77% dana dari hasil penawaran saham baru yang dikelua...

Simak Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten Resto di Momen Ramadan & Lebaran 2025

  Bulan Ramadan kerap menjadi kesempatan mendulang cuan bagi bisnis kuliner, termasuk bagi emiten-emiten restoran di pasar modal.  Lonjakan konsumsi masyarakat selama bulan puasa dan tradisi berbuka bersama dinilai menjadi pendorong utama peningkatan pendapatan bagi sektor ini. Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo  mengatakan momentum Ramadan dan Lebaran memang bisa menjadi momen bagi emiten resto dalam memperbaiki kinerja. "Hal ini dengan asumsi karena adanya kenaikan daya beli masyarakat yang bisa positif bagi perusahaan," kata Azis kepada Kontan, Rabu (5/3). Tetapi beberapa emiten resto juga masih terkena dampak aksi boikot sehingga kinerja juga masih berpotensi tertekan. Terlebih saat ini badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang berpotensi menurunkan daya beli bisa memengaruhi juga kinerja dari top line emiten resto. Selain itu, karena beberapa emiten masih banyak yang baru listing, Azis tidak bisa membandingkan kine...

Cermati Rekomendasi Saham ADHI, Labanya Naik 17,98% Tahun Lalu

  PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatatkan kenaikan laba bersih di tengah penurunan pendapatan sepanjang tahun 2024. Melansir laporan keuangan, ADHI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 252,49 miliar di tahun 2024. Raihan itu naik 17,98% secara tahunan alias year on year  (yoy) dari Rp 214,01 miliar. Sepanjang tahun lalu, ADHI mengantongi pendapatan usaha Rp 13,35 triliun atau  merosot 33,48% yoy dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 20,07 triliun. Corporate Secretary ADHI Rozi Sparta mengatakan, pendapatan usaha ( non joint operation /NJO) mengalami penurunan, dikarenakan adanya pergeseran perolehan kontrak dari NJO ke joint operation  (JO). “Sehingga, meskipun pendapatan usaha turun, kontribusi dari laba ventura bersama mampu menopang kinerja bottom line  perusahaan,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (5/3). Segmen bisnis teknik dan konstruksi masih menjadi andalan perusahaan, dengan kontribusi pendapatan sebesar 82% dari total pe...