Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Jaya Trishindo (HELI) akan Menambah 2 Armada Helikopternya

 

Di tahun 2024, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) emiten penyewaan helikopter berencana ekspansi dengan menambah unit armada dengan nilai investasi sebesar Rp 20 miliar. Armada tambahan ini terdiri dari satu helikopter ukuran medium dan satu helikopter ukuran kecil. 

“Unit baru itu kita beli yang medium, kapasitasnya untuk 9 orang. Satu lagi yang kelas kecil untuk 4 orang, nilainya (investasinya) Rp 20 miliar,” ungkap Direktur Utama Jaya Trishindo Edwin Widjaja saat ditemui Kontan di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (21/03).

Selain itu, di tahun ini HELI ungkap dia juga akan mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 10 miliar hingga Rp 20 miliar. 

“Capex Rp 10 miliar hingga Rp 20 miliar. Kita alokasikan untuk mendukung cadangan dana perusahaan serta operasional kita, karena kita kan masih recovery dari lost kita yang cukup besar di tahun 2022,” ungkap Edwin.

Memang jika melirik pada laporan keuangan, sepanjang 2022 HELI membukukan rugi bersih sebelum pajak sebesar Rp85,80 miliar dan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp85,57 miliar.

Namun pada tahun 2023, perseroan bisa memperbaiki kinerja dengan mencatatkan pendapatan senilai Rp 69,08 miliar hingga di penghujung tahun dengan laba bersih Rp 600 juta. 

Hingga saat ini, HELI telah memiliki enam buah helikopter. Dengan rincian dua helikopter besar dengan empat helikopter ukuran kecil. 

“Jenis heli yang ada itu dua yang helikopter berat untuk servis kebakaran hutan dan empat helikopter kecil untuk di daerah papua. Kalau yang kecil muatannya 1 ton, kalo yang besar kapasitasnya 5 ton,” jelas Edwin.

Saat ini, HELI memiliki servis dalam bentuk Helikopter Mesin Tunggal atau Single Engine Helicopter yang biasanya digunakan untuk hobi terbang atau sekelompok kecil orang. Dengan kapasitas maksimum 7 penumpang dari transportasi VIP, survei udara untuk evakuasi medis.

Kemudian ada pula helikopter 2 Mesin kembar atau Twin Engine Helicopter yang menawarkan lebih banyak ruang untuk penumpang dan ruang untuk bagasi dengan kenyamanan maksimal. Dengan kapasitas 6 hingga 12 penumpang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini