Direktur Operasi dan Produksi Timah (TINS) Diberhentikan Sementara, Ada Apa?

  Emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan pemberhentian sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro terhitung sejak 13 Oktober 2025. Manajemen TINS tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemberhentian Nur Adi Kuncoro dari posisi tersebut. Bila merujuk pada keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Nur Adi Kuncoro diberhentikan dari jabatannya untuk sementara karena terdapat alasan mendesak bagi perusahaan.  "Perusahaan memberikan tugas kepada Direktur Utama PT Timah Tbk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Direktur Operasi dan Produksi terhitung sejak tanggal 13 Oktober 2025 sampai dengan ditetapkan pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat," tulis Division Head Corporate Secretary Timah Rendi Kurniawan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/10/2025) malam. Pihak TINS merujuk pada ketentuan Pasal 11 ayat 27 Anggaran Dasar Perseroan bahwa Anggota Direksi sewaktu-waktu dapat diberhentikan unt...

Bursa Asia Bervariasi di Pagi Ini (26/3), Ini Sentimen yang Menopangnya

 

Bursa Asia dibuka bervariasi pada hari ini. Selasa (26/3), pukul 08.24 WIB, indeks Nikkei 225 naik 0,11% ke 40.457,01. Sejalan, Hang Seng dibuka menguat 0,45% ke 16.548,5.

Sementara itu, indeks Taiex naik 0,68% ke 20.330,12 dan indeks Kospi juga menguat 1,39% menjadi 2.775,72. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 melemah 0,01% ke 7.811.

Di sisi lain, FTSE Straits Times naik 0,29% ke 3.207,41. Sedangkan FTSE Malay melemah 0,24% ke 1.533,79.

Pasar Asia bervariasi karena pasar Amerika Serikat (AS) mengambil jeda menyusul reli yang dipicu oleh optimisme terhadap sikap suku bunga Federal Reserve pada pertemuan terbarunya.

Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research, mencatat bahwa ekuitas menjadi mahal, dengan indeks S&P sekarang diperdagangkan dengan premi 33% terhadap rasio harga terhadap pendapatan rata-rata selama 20 tahun terakhir.

“Kita mulai mencapai titik tertinggi pasca FOMC,” katanya kepada CNBC, mengacu pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS minggu lalu.

“Pasar menjadi semakin rentan terhadap penurunan pasar atau mundurnya harga,” lanjutnya.

Sementara itu, investor di Asia juga menunggu data ekonomi dari Asia Tenggara, termasuk output manufaktur Singapura dan neraca perdagangan Thailand. Indeks harga produsen jasa Jepang untuk bulan Februari mencapai 2,1%.

Di sisi lain, ketiga indeks utama Wall Street ditutup melemah, dengan Dow Jones Industrial Average melemah 0,41%, indeks S&P 500 turun 0,31% dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,27%.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Bitcoin Menuju US$115.000, Tapi Tangan Tak Terlihat Dealer Bisa Redam Rally

Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 12 Februari 2024, Cek Daftarnya di Sini